Bagaimana saran dan pendapat kompasianers, utamanya para bioetanolist ? Mungkin rekan bioetanolist mempertanyakan bukankah lebih ”menguntungkan” bila vinase dijadikan pupuk cair daripada di ”bakar” di plasma yang hanya menghasilkan H2O dan CO2 ? Kita dapat diskusi panjang lebar tentang pupuk cair berdasar pengalaman di Brazil dan PT ILD /ILP –Sugar Group di Lampung tentang aplikasi vinase di perkebunan tebu dan/atau pengalaman PT RNI dengan pupuk cair berinisial AR yang dijual ke petani tanaman pangan. Ataukah lebih baik dijadikan ”suplemen” alias air minum ternak sapi atau kambing/ domba sebagaimana direncanakan di pesantren AlZay dan proyek BPPT di Lebak? Bila berkenan, kompasianers dapat melihat Gambar 16, halaman 74 di buku ”Bioetanol Ubi Kayu, Bahan Bakar Masa Depan”. Klik di-sini
Memang secara teoritis diversifikasi produk pasti akan bermanfaat sebagai transfer pricing produk utama (baca: bioetanol). Membuat produk-produk diversifikasi tidak terlalu sulit. Teknologi telah tersedia, tetapi permasalahan utama adalah meng-create pasar. Buat -sih- mudah...tapi jual membutuhkan keuletan tinggi !
Salam Energi Hijau Roy Hendroko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H