Mohon tunggu...
Roy Frans
Roy Frans Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang PNS di Kementerian Keuangan

Penulis adalah seorang PNS di Kementerian Keuangan. Tergabung dalam beberapa komunitas menulis antara lain COMPETER Indonesia, Kelas Puisi Bekasi, Satu Pena DKI Jakarta, CLiF dan Komunitas Sastra Kemenkeu. Nama pena penulis adalah Roy Dabut. Penulis yang suka menulis puisi, pantun, dan quotes.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kampung Penandak Berangta

1 Desember 2021   11:55 Diperbarui: 1 Desember 2021   12:06 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam gelap aku berjalan menyusuri jalan setapak penuh onak.

Semak belukar menghimpit hingga kuterjepit.

Sedikit harap penantian panjang akan berakhir.

Khawatir mendera apakah aku menemukan kampung penandak.

Di ujung jalan seberkas cahaya menyapaku.

Selembut sutera membelai mata, berkilau buatku terpukau

Risau hati berangsur gugur berubah syukur.

Hablur dari kejauhan bangkitkan harapan di depan kampung idaman.

Nuansa gelap mulai tersingkap.

Degap jantung sudah tak terhitung.

Kampung penuh ingar bingar buatku nanar.

Terpancar aroma melati dari balik pohon jati.

Hati tak kerasan dengar suara cekikikan.

Gamelan bersenandung tak terbendung.

Berkerudung putih gadis gadis berlatih.

Letih bercampur cemas buatku tersungkur.

Tegur manja dari wajah mirip Anya buatku pasrah.

Narwastu menyerbak melalui helai rambut yang tersibak.

Bulu-bulu halus menjelajah wajah hingga bagian bawah.

Begitu lihai menari nari hingga persendian tak kuat menopang getaran magma yang siap menyemburkan lava. 

Gerak-gerik, lenggak-lenggok menemani hingga ayam berkokok.

Tak terasa sudah berkali-kali rokok menjadi rebutan para penandak.

Roy Dabut

Bekasi, 3 Nov 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun