Mohon tunggu...
Roy Soselisa
Roy Soselisa Mohon Tunggu... Guru - Sinau inggih punika Ndedonga

Sinau inggih punika Ndedonga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membebaskan Dunia Pendidikan dari Belenggu Kurikulum

1 Desember 2020   23:17 Diperbarui: 1 Desember 2020   23:18 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan menduduki peringkat teratas dalam Olimpiade, maka dapat diasumsikan bahwa ketiga negara tersebut memiliki pembinaan atlet jangka panjang yang sangat baik. Melalui pola pembinaan seperti demikian dapat diasumsikan pula bahwa terdapat sistem pengembangan olahraga yang telah dimulai sejak atlet berusia dini. Berusia dini di sini dapat dipahami sebagai usia kronologis dari seorang anak yang melalui pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Dengan memiliki pemahaman bahwa sistem pengembangan olahraga telah berjalan sejak atlet berusia dini, maka dapat dipahami bahwa sistem pengembangan olahraga pada ketiga negara yang menduduki peringkat teratas di Olimpiade telah dimulai sejak atlet masih berstatus sebagai Naradidik pada lembaga pendidikannya masing-masing.

Betapa menakjubkannya saat kita mengetahui bahwa ternyata lembaga pendidikan pun dapat memiliki kontribusi yang besar terhadap prestasi dari sebuah negara di Olimpiade, karena terdapat proses yang berkesinambungan antara olahraga pendidikan dengan olahraga prestasi. Oleh sebab itu, tanpa Naradidik melalui tahapan yang benar sejak dini di dalam sebuah lembaga pendidikan, maka tak akan pernah ada prestasi olahraga yang mendunia, dan di sinilah letak peran penting dari kehadiran Pendidik yang membidangi olahraga dalam sebuah lembaga pendidikan---dalam terminologi ilmu keolahragaan dipahami sebagai pendidikan jasmani.  Pendidik pada bidang pendidikan jasmanilah yang berperan penting dalam mempersiapkan tahapan dasar yang benar bagi Naradidik terkait dengan berbagai keterampilan gerak secara umum (multilateral), serta keterampilan teknis dan taktis untuk memperoleh sebuah gaya hidup yang dinamis pada masa yang akan datang.

Pengertian dari mempersiapkan tahapan dasar yang benar bagi Naradidik sendiri dapat dipahami bahwa Pendidik hanya berperan dalam memberikan bekal bagi Naradidik supaya memiliki kesadaran untuk berolahraga sepanjang hayat yang dikenal dengan istilah Literasi Fisik. Lebih lanjut, mempersiapkan tahapan dasar yang benar dapat dipahami pula bahwa peran Pendidik di sini bukan menjadikan Naradidik sebagai juara dalam berbagai kompetisi olahraga, karena dalam sistem pembinaan atlet jangka panjang terdapat tahapan-tahapan penting yang harus dipahami bahwa Naradidik dengan (1) rentang usia dalam jenjang pendidikan dasar berada pada tahap mengembangkan kemampuan gerak dasar dan belajar untuk berlatih, kemudian (2) rentang usia dalam jenjang pendidikan menengah pertama berada pada tahap latihan untuk berlatih, dan (3) rentang usia dalam jenjang pendidikan menengah atas berada pada tahap latihan untuk bertanding, sedangkan (4) tahap latihan untuk menang berada pada rentang usia selepas Naradidik menuntaskan jenjang pendidikan menengah atas.

Dengan menggunakan titik pijak inilah, penulis telah berusaha memilihkan bahan baku yang terbaik bagi Naradidik selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan sistem digital. Tujuan penulis sebenarnya sederhana, hanya berusaha mengakomodasi kebutuhan gerak dari setiap Naradidik selama berada di rumah saja dalam keseharian mereka. Namun, dari tujuan yang sederhana ini penulis berusaha memberikan pembelajaran yang dapat mengantarkan Naradidik memiliki kemampuan literasi fisik dalam sepanjang hayatnya, kemampuan yang dimiliki pula oleh Naradidik pada ketiga negara---serta negara lain yang telah menerapkan Long Term Athlete Development dalam sistem pengembangan olahraganya---yang menduduki peringkat teratas di Olimpiade.

Selama pandemi Covid-19 masih belum berlalu, dan selama pembelajaran masih menggunakan sistem digital dari rumah masing-masing, maka kesempatan ini akan menjadi momen yang tepat untuk membangun budaya literasi fisik bagi Naradidik tanpa harus terbelenggu oleh kurikulum. Pendidik dalam bidang pendidikan jasmani sudah sepatutnya terus berusaha memberikan yang terbaik dalam membangun kesadaran Naradidik akan pentingnya berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh, hingga kesadaran yang telah dibangun dapat menginternalisasi dalam diri setiap Naradidik.

Karya bakti Pendidik bagi Naradidik dalam pembelajaran dengan menggunakan sistem digital masih belum berakhir, penulis sendiri akan tetap berusaha memilihkan bahan baku yang terbaik bagi Naradidik, memilihkan satu metode pembelajaran berkelas dunia yang berbasiskan gerak untuk dilakukan oleh Naradidik setiap harinya selama satu minggu penuh, dan metode pembelajaran yang dipilihkan akan tetap berganti setiap minggunya dengan pola yang terstruktur, terukur dan teratur. Pendampingan pun akan tetap diberikan oleh penulis bagi Naradidik, dan penulis akan tetap memastikan bahwa notifikasi respons selalu muncul pada fitur formulir daring yang digunakan sebagai media untuk mengumpulkan bukti dari pelaksanaan pembelajaran berupa foto dan video.

Tak akan pernah lelah kami mengabdi dalam memberikan layanan pendidikan yang terbaik bagi Naradidik selama pandemi Covid-19, namun besar harapan kami saat pandemi Covid-19 telah berlalu, maka berlalu pula kurikulum yang telah lama membelenggu dunia pendidikan di Indonesia. Kiranya melalui program kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI, 2020) tentang Merdeka Belajar yang telah dicanangkan akan benar-benar dapat membebaskan dunia pendidikan dari keresahan, sehingga Pendidik dapat merdeka dalam berpikir saat mendesain pembelajaran, dan Naradidik dapat merdeka dalam merasakan pembelajaran berkelas dunia yang lebih nyaman.

Oleh: Roy Agustinus Soselisa*

*Tentang Tulisan

Tulisan tersebut merupakan potret pemikiran penulis yang turut mengonstruksi kata dalam kalimat untuk disumbangkan menjadi bagian dari sebuah karya buku antologi atau kumpulan tulisan dari para pendidik di unit kerja penulis---ditulis pada tanggal 26 Oktober 2020 di Kota Surabaya. Sumbangan tulisan tersebut ditujukan dalam rangka program Program Sasek Sabu (Satu Sekolah Satu Buku) yang digagas oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pendidikan, demi mewujudkan Kota Surabaya sebagai Kota Literasi, dan bertepatan dengan puncak peringatan Hari Guru Nasional pada 25 November 2020 telah diluncurkan tulisan tersebut bersama dengan ribuan tulisan yang lainnya.

*Tentang Penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun