Mohon tunggu...
Roy Soselisa
Roy Soselisa Mohon Tunggu... Guru - Sinau inggih punika Ndedonga

Sinau inggih punika Ndedonga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyelamatkan Pergaulan Buah Hati dengan Olahraga

26 Januari 2020   22:21 Diperbarui: 26 Januari 2020   22:22 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lapangan Kodam V/Brawijaya (Minggu, 21 Januari 2020)

Selama saya menekuni cabang olahraga Atletik, Papa tak pernah lagi mendampingi saya, selain karena saya yang melarang, alasan lainnya karena saya tak menginginkan Papa menyaksikan saya saat sedang berproses, saya lebih memilih untuk menunjukan hasil akhir yang indah dari perjuangan panjang yang telah saya lalui dalam berproses.

Namun, hasil akhir yang indah di lintasan Atletik itu tak pernah berhasil saya persembahkan kepada Papa, karena keadaannya jauh dari mimpi indah yang selalu menghiasi malam-malam saya (catatan selengkapnya: bit.ly/2QBn89x). Meskipun perjuangan panjang yang telah dilalui tak berakhir dengan indah sesuai yang saya mimpikan, tetapi dengan dukungan Papa untuk saya menggeluti dunia olahraga sejak belia telah mengantarkan saya memiliki kehidupan yang lebih baik.

Bermodalkan dukungan dari Papa yang tak pernah saya sia-siakan kepercayaan yang telah diberikannya kepada saya sejak belia untuk menghabiskan banyak waktu menggeluti dunia olahraga, pada akhirnya telah menyelamatkan saya dari pergaulan remaja yang menyesatkan.

Dengan saya menggeluti dunia olahraga, saya terselamatkan dari pergaulan yang akrab dengan ganja, putaw dan sabu. Sejak duduk di bangku salah satu SMP Negeri favorit di Kota Surabaya, saya ada di dalam lingkaran pergaulan seperti demikian.

Tak jarang beberapa teman menyuntikan serbuk putaw yang dicampur dengan air mineral ke dalam pembuluh darah mereka di kamar mandi sekolah sebelum pelajaran dimulai, dan setelahnya mereka asik terbang ke dimensi lain selama mengikuti pelajaran.

Saya terselamatkan dari semua pengaruh buruk itu, karena kala itu saya berpikir akan terasa sayang apabila olah otak dan otot yang sedang saya geluti dirusak begitu saja oleh narkotika. Meski tak dipungkiri, kenakalan remaja dalam hal lain yang masih dalam batas kewajaran turut saya lakukan.

Dengan menggeluti dunia olahraga sejak belia, telah mengantarkan saya pula untuk menemukan pijakan arah dalam menapaki masa depan dengan memilih jenjang pendidikan lanjut dalam bidang olahraga, yang pada akhirnya mengantarkan saya pada dunia yang lebih luas, hingga pekerjaan tetap dengan jaminan masa tua pun berada dalam genggaman.

Melalui penjurian Lomba Lari 10 Km dalam rangka memperingati HUT Ke-71 Kodam V/Brawijaya kali ini, mengingatkan saya kembali tentang salah satu warisan teladan yang telah diberikan oleh Mendiang Papa sejak saya masih belia.

Pada generasi selanjutnya, bagi buah hati saya dan istri, akan kami kenalkan pula dengan dunia olahraga. Mendiang Papa telah membuktikan bahwa dengan olahraga mampu menyelamatkan anaknya dari pergaulan yang buruk, maka buah hati kami pun akan kami selamatkan dari pergaulan yang buruk dengan menggunakan media olahraga.

Sebaik apa pun kami menanamkan segala sesuatu yang baik bagi buah hati, semuanya akan menjadi percuma saat kelak buah hati kami memiliki pergaulan yang buruk, karena pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan-kebiasaan yang baik.

Kota Surabaya, 26 Januari 2020

RAS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun