Mohon tunggu...
Roy Soselisa
Roy Soselisa Mohon Tunggu... Guru - Sinau inggih punika Ndedonga

Sinau inggih punika Ndedonga

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Peran Sport Clinic dalam Olahraga Disabilitas

3 September 2019   00:06 Diperbarui: 3 September 2019   00:50 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kuliah Anatomi 1, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga (Sabtu, 31/8/2019) - dokpri

Paralimpian-paralimpian Indonesia mampu menjawab tantangan pemerintah dengan meraih total 37 medali emas dari yang ditargetkan 16 medali emas, hingga mengantarkan Indonesia pada posisi lima besar dari yang ditargetkan tujuh atau delapan besar.

Selain sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi, bagian yang tak kalah penting yakni sukses meninggalkan warisan yang berharga pascaperhelatan Asian Para Games 2018.

Warisan yang akan memberi warna tersendiri bagi kelangsungan pengembangan olahraga disabilitas di Indonesia, bahkan saat warisan ini tak disia-siakan, tak menutup kemungkinan dapat mempercepat pembangunan olahraga disabilitas di Indonesia dengan prestasi yang lebih gemilang dan mendunia.

Warisan berharga yang dimiliki oleh Indonesia pascaperhelatan Asian Para Games 2018 ini yakni banyak tersedianya tenaga keolahragaan yang memiliki kemampuan untuk melakukan klasifikasi disabilitas bagi setiap paralimpian sebelum bertanding dan berlomba yang disebut dengan Classifier.

Pada saat menyongsong perhelatan Asian Para Games 2018, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia melalui Deputi Peningkatan Tenaga dan Organisasi Keolahragaan bekerja sama dengan NPC Indonesia dan INAPGOC telah menyelenggarakan Pelatihan Nasional Classifier Olahraga Disabilitas bagi 50 orang yang berasal dari 11 provinsi yang merupakan hasil seleksi, mayoritas peserta berprofesi sebagai dokter, selanjutnya ada dari fisioterapis, perawat dan akademisi.

Hingga tiba saatnya perhelatan Asian Para Games 2018, para peserta pelatihan ini pun diberdayakan sebagai National Classifier dalam Asian Para Games 2018, bergabung bersama dengan puluhan International Classifier (bersertifikat internasional) dari berbagai negara.

Kini setelah berakhirnya Asian Para Games 2018, setidaknya telah ada 50 tenaga Classifier---yang pernah mengikuti pelatihan dan memiliki pengalaman sebagai National Classifier dalam perhelatan Asian Para Games 2018---yang tersebar pada 11 provinsi di Indonesia.

Warisan berharga inilah yang menjadi modal penting bagi pengembangan olahraga disabilitas di Indonesia, karena tenaga Classifier merupakan gerbang utama bagi setiap paralimpian untuk bisa bertanding dan berlomba dalam setiap kompetisi olahraga disabilitas, baik yang single event maupun yang multi event.

Tanpa melalui proses klasifikasi hingga dinyatakan lolos oleh tenaga Classifier, maka paralimpian tak akan pernah bisa berlaga, karena proses klasifikasi dibutuhkan untuk menciptakan kesetaraan kelas dalam setiap pertandingan dan perlombaan berdasarkan cabang olahraga yang diikuti.

Peran Sport Clinic dalam Pelayanan Klasifikasi Disabilitas

Dalam konteks Provinsi Jawa Timur sendiri, kami mengetahui setidaknya ada dua tenaga National Classifier yang pernah terlibat dalam perhelatan Asian Para Games 2018. Satu tenaga National Classifier yang bertugas pada cabang olahraga Tenpin Bowling atas nama Damayanti Tinduh, dan satu tenaga National Classifier yang bertugas pada cabang olahraga Badminton atas nama Kunjung Ashadi.

Kabar gembiranya, dari dua nama tersebut, salah satunya merupakan tenaga pengajar pada peguruan tinggi negeri dengan konsentrasi keilmuan yang terkait erat dengan disabilitas, selain itu beliau juga merupakan anggota dari tim Sport Clinic yang dikembangkan oleh rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun