Penting untuk kita tahu bahwa tokoh-tokoh pembaharu Islam muncul dari beberapa negara. Salah satunya adalah Muhammad Rasyid Ridha, seorang tokoh pembaharu Islam dari Lebanon. Dikutip dari buku Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam, Akhmad Taufik (2005), Muhammad Rasyid Ridha berasal dari keluarga yang sangat mengutamakan ilmu pengetahuan. Beliau lahir pada tanggal 27 Jumadil Ula 1282 H atau Oktober 1865 M di Kalamun sebuah desa yang letaknya tidak jauh dari kota di Poli Lebanon. Sebagai tokoh pembaharu Islam, pemikirannya banyak dipengaruhi oleh ide-ide dari Al-Afghani dan Muhammad Abduh.
3 Pokok pikiran muhammad rasyid ridha
Seperti kita ketahui, Muhammad Rasyid Ridha merupakan salah satu tokoh pembaharu Islam yang berusaha menjawab tantangan umat di era modern. Melalui karya-karyanya, terutama di majalah Al-Manar, beliau memperkenalkan berbagai gagasan yang bertujuan menghidupkan kembali semangat Islam agar sesuai dengan perkembangan zaman. Tiga bidang utama yang menjadi perhatian Ridha adalah agama, pendidikan, dan politik.
1. Bidang agama
Menurut Rasyid Ridha, kelemahan umat Islam terjadi karena mereka tidak lagi menjalankan ajaran Islam yang murni. Banyak ajaran Islam telah tercampur dengan bid'ah, yaitu praktik-praktik yang tidak sesuai dengan ajaran aslinya dan paham fatalisme. Sehingga hal ini menjadi salah satu penyebab utama kemunduran umat Islam.
Beliau mendorong umat Islam untuk kembali memahami Al-Qur'an secara langsung dan tidak terlalu terikat pada pendapat ulama masa lalu. Menurut Ridha, umat Islam harus membersihkan agama dari hal-hal yang menghambat perkembangan, seperti fanatisme bermazhab dan pandangan pasrah tanpa usaha atau fatalisme. Untuk mengatasi fanatisme terhadap mazhab tertentu, beliau menganjurkan umat Islam untuk bersikap toleran. Menurutnya, umat Islam hanya perlu berpegang pada ajaran dasar yang menjadi kesamaan di antara berbagai mazhab sehingga persatuan dan kemajuan bisa tercapai.
2. Bidang pendidikan
Pendidikan menjadi perhatian utama Rasyid Ridha dalam usahanya memajukan umat Islam. Ridha menilai bahwa pendidikan tradisional yang hanya berfokus pada ilmu agama tidak cukup untuk menghadapi tuntutan zaman modern. Oleh karena itu, beliau mengusulkan penambahan materi-materi modern seperti ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam kurikulum pendidikan Islam. Beliau bahkan berpendapat bahwa membangun fasilitas pendidikan lebih baik daripada membangun sebuah masjid, karena pendidikan mampu menciptakan generasi yang cerdas dan bisa berkontribusi untuk dunia dan akhirat. Untuk mewujudkan ide tersebut, Ridha mendirikan sekolah bernama al-Da'wat wa-al Irsyad di Raudat, Kairo.
3. Bidang politik
Dalam bidang politik, Ridha menekankan pentingnya persatuan umat Islam. Beliau percaya bahwa perpecahan di antara umat Islam adalah salah satu penyebab lemahnya posisi mereka di dunia. Untuk itu, Ridha mendorong terciptanya kesatuan yang didasarkan pada keyakinan bersama, bukan hanya kesamaan bahasa atau kebangsaan.