Mohon tunggu...
Seca Faleesha
Seca Faleesha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Program pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia

Nim: 190402080005

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kritik Sastra Novel "Hujan"

8 Desember 2020   19:48 Diperbarui: 16 Desember 2021   10:11 29312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Sumber: Pixabay

Mereka menyibukkan diri di tenda pengungsian. Sampai beberapa bulan kemudian segalanya pulih. Esok sudah lama kehilangan ayahnya, dan setelah bencana itu, Esok pun kehilangan ke-4 kakaknya. Sementara ibu Esok mengalami luka yang cukup parah, sehingga kedua kakinya harus diamputasi.

Esok adalah anak yang cerdas dan baik. Ia dan Lail berteman sangat dekat semenjak kejadian itu, Esok pun menjadi sosok kakak untuk Lail, yang kelak ia akan menjadi sosok yang sangat berharga bagi Lail. 

Karena kecerdasannya, Esok diadopsi wali kota dan disekolahkan di sebuah sekolah yang bagus. Bahkan karena kemampuannya itu, Esok loncat kelas dan akhirnya masuk universitas unggulan.

Sayang Esok dan Lail harus berpisah kerena Esok diadopsi wali kota dan Lail harus tinggal di panti asuhan. Meskipun begitu, keduanya amat dekat. Esok dengan kejeniusannya direkrut menjadi tim penelitian dengan misi menyelamatkan krisis lingkungan di bumi. Hal itu hanya Lail yang tahu. Tak dinyana, hal ini memberikan konflik signifikan pada hubungan Lail dan Esok. Apakah keduanya bisa bersatu saat keduanya mengetahui bahwa tidak mungkin bersama selamanya?

Pada buku Hujan merupakan cerita fiksi karena tokoh dan ceritanya merupakan karangan penulis (khayalan penulis). Tere Liye mampu menuangkan ide dalam cerita dengan sarat pesan moral. 

Saya dikejutkan kembali dengan nama-nama tokoh yang hadir di sini, setelah sebelumnya Ambo Uleng (dalam novel Rindu), kali ini saya bertemu dengan Esok. Karakter remaja laki-laki yang cerdas, cekatan, dan kuat.

Kenapa terkejut? Karena jarang sekali saya menemukan nama-nama karakter dalam buku yang ketika disebutkan rasanya unik, dan Esok pun salah satunya.

Novel dengan latar waktu dan tempat di masa depan ini memberikan penyegaran pada tema novel-novel Indonesia zaman ini. 

Namun, novel ini bisa menjadi terobosan kisah apik berlatar waktu unik. Tere Liye mencoba mendalami genre yang tidak penulis lain gali. Hal ini memberikan nilai tambah bagi novel ini sehingga pantas kalau laris di pasaran.

Dalam novel ini, saya menemukan banyak hal. Tentang kehilangan dan penerimaan akan kehilangan itu sendiri, tentang persahabatan dan ketulusan dalam ikatan tersebut, tentang perpisahan dan cara menemukan jalan keluar agar tidak melulu galau dalam mengisi penantian panjang. 

Tokoh Lail mengajarkan pada saya bahwa dengan menolong banyak oarng adalah salah satu cara terbaik untuk merelakan kehilangan. Dengan memberi, kita sadar bahwa kehilangn bukanlah kepahitan hidup yang harus terus diratapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun