Mohon tunggu...
Roulina Krista Sihombing
Roulina Krista Sihombing Mohon Tunggu... -

Seorang karyawan swasta | belajar blog | https://roulinakrista.blogspot.co.id/ Salam inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tim Ajaib The Vatreni Kroasia

13 Juli 2018   17:27 Diperbarui: 13 Juli 2018   17:35 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ujian terhadap konsistensi dan pantang menyerah saat Krosia berhadapan dengan Denmark. Pertandingan yang alot dengan skor berimbang sampai waktu normal berakhir memaksa drama adu penalti yang membuat deg-degan. Meski pada waktu normal sebenarnya ada hadiah Pinalti bagi Kroasia namun gagal dieksekusi oleh sang kapten sejati Luka Modric. Kembali keajaiban menaungi Kroasia sebagai pemenang pada laga tersebut dan langkah mulus menuju perempatfinal.

Sepertinya prediksi semakin kacau seperti bola bundar saat berada di rumput hijau. Menuju semifinal Kroasia akan berhadapan dengan Sbornaya, tim andalan tuan rumah Rusia. Adu kuat dan adu taktik membuat pertandingan melelahkan karena sama kuat dengan skor sama pula sehingga harus melakoni drama kedua beradu tendangan penalti bagi Kroasia. Haru biru dan kecewa memenuhi stadiun Sochi saat gol terbanyak dimiliki oleh Kroasia dan memastikan diri akan berada di semifinal sekaligus menghentikan tren tuan rumah sebagai juara.

Jalan menuju final semakin dekat dan lawan yang harus disingkirkan Kroasia semakin berat. Menuju puncak Kroasia akan berhadapan dengan Inggris salahsatu jawara lawas di tahun 1966. Skuad The Three Lions tentu tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Football is Coming Home adalah sebuah kidung yang rindu dinyanyikan setelah setengah abad dijadikan spirit bagi anak asuh Southgate. Di sisi lain Kroasia juga memiliki memori fenomenal berada di semifinal dan berharap semangat pantang menyerah akan menorehkan sejarah.

Pertemuan mereka memang tidak terbayangkan sebelumnya namun Stadion Luzhniki, Moskow menjadi saksinya. Kedua tim ini saling menyerang dan berusaha membobol gawang namun sayang usaha masing-masing tim hanya membuahkan 1 gol di waktu normal 90 menit oleh Kieran Trippier dan Ivan Perisic.  Babak tambahan semakin membuat kedua tim mempertahankan dan mengamankan gawangnya.  

Bagi The Blazer sebutan lain bagi Kroasia, berhadapan dengan Inggris tidak hanya adu strategi dan fisik tapi  juga ujian mental.  Kesabaran  anak asuh Zlatko Dalic membuahkan gol pada menit ke-109 oleh mandzukic. Kekompakan Kroasia semakin kokoh sehingga sulit bagi Inggris mengejar ketertinggalan sampai waktu berakhir dan memastikan Kroasia menuju final. Lagi-lagi keajaiban menaungi tim yang identik dengan papan catur ini.

Pertandingan Kroasia dan Perancis merupakan laga terakhir dalam perhelatan piala dunia 2018. Masyarakat dunia sudah disuguhkan 63 pertandingan yang membuat sedih, gembira, dan kesal bercampur rasa seperti nano-nano. Piala dunia rasa piala eropa begitulah kesan penonton dan pengamat bola.

Dalam catatan Kroasia dan Perancis sudah pernah bertemu sebanyak lima kali dan 3 laga dimenangkan oleh Perancis termasuk pertemuan mereka di semifinal laga klasik piala dunia 1998 dimana Perancis berhasil sebagai juara piala dunia. 

Kali ini Kroasia layak menantang Perancis untuk berebut gelar juara piala dunia dan Stadion Luzhniki akan menjadi saksi siapa yang layak mengangkat tropi  FIFA World Cup (FIFA World Cup Trophy) Piala Dunia 2018.

Go Croatia, Go Vatreni

Allez les bleus!

tribunnews.com
tribunnews.com
Eitss jangan lupa serunya nonton bola kalo dengan kudapan loh, "jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun