Mohon tunggu...
Glen Oktavian Turambi
Glen Oktavian Turambi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Graduate of International Relations degree.Studied History, Diplomacy, War Studies, and International Politics

Sangat tertarik dengan topik Hubungan Internasional dan strategi Geopolitik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kegagalan (CONEFO) Conference of the New Emerging Forces, dalam Politik Luar Negeri Indonesia

13 April 2023   09:07 Diperbarui: 13 April 2023   09:12 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini terlihat jelas dalam struktur keanggotaan yang berada dalam CONEFO dimana terdiri dari Indonesia, Republik Rakyat Cina, Korea Utara, dan Vietnam Utara. Tiga negara selain Indonesia merupakan negara berhaluan komunis yang tergabung dalam grup blok timur Soviet bermusuhan dengan blok barat Amerika Serikat, jika kita lihat secara logika seharusnya dengan mengikuti visi Soekarno ingin mendirikan CONEFO sebagai independen dan netral terhadap pengaruh dua kubu blok besar dunia saat itu maka tiga negara tersebut harus meninggalkan blok utama mereka dan bergabung dengan Indonesia menjadi kekuatan penengah. Akan tetapi tiga negara tersebut tetap menjalankan kebijakan berhaluan tetap pada kubu blok utama mereka yaitu blok timur komunis Soviet dan malah mampu menarik pandangan Soekarno untuk menarik kebijakan luar negeri Indonesia lebih ke arah blok timur.

Kasus ini sudah menunjukkan dengan jelas bagaimana Indonesia pada dasarnya saat itu tidak memiliki kekuatan dalam menjalankan pengaruh kekuatan politik luar negerinya, sehingga akibatnya adalah Indonesia dan visi independen CONEFO Soekarno tidak memiliki pengaruh dalam dunia internasional saat itu karena kosongnya legitimasi pengakuan politik negara dunia.  Fakta jelas lain yang dapat terlihat adalah saat Indonesia memutuskan akan membubarkan CONEFO saat era presiden Soeharto tiga negara selain Indonesia di organiasi tersebut sama sekali tidak melakukan penolakan maupun melanjutkan CONEFO sebagai kelanjutan visi Soekarno menandingi PBB, hal ini sudah memperlihatkan sesungguhnya lemahnya legitimasi kekuatan Indonesia di kancah internasional pada era orde lama sehingga tidak bisa menopang ide politik luar negeri Soekarno.

Kesimpulan dari tulisan saya kali ini ialah Indonesia harus belajar atas kesalahan Soekarno dan landasan pembuatan kebijakan luar negeri dan dampaknya tanpa melihat kapabilitas kemampuan kekuasaan Indonesia. Dalam beberapa isu Indonesia mampu untuk masuk menjadi aktor utama maupun penengah masalah melalui pengakuan legitimasi kekuasaan yang dimiliki oleh Indonesia pada tatanan dunia internasional, akan tetapi penting untuk melihat Indonesia tidak bisa masuk pada semua isu. 

CONEFO dan kegagalan ide politik luar negeri Soekarno sesungguhnya mengajarkan kita pentingnya memiliki seorang pemimpin yang mampu merumuskan kebijakan luar negeri seimbang tidak terlalu konservatif dan tidak terlalu idealis, pandangan Soekarno dan ide CONEFO miliknya sangatlah visioner tidak berlandaskan kerangka rasional yang ditopang oleh data jelas secara politik, ekonomi, dan militer saat itu. 

Kebijakan politik luar negeri Indonesia pada kepemimpinan Soekarno sangat bernuansa agresif dan nekat untuk menenunjukkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan setara dengan negara-negara adidaya, akan tetapi pandangan ini justru membawa Indonesia pada titik berbahaya secara geopolitik karena visi romantisme Soekarno tidak memiliki batas rasional yang tetap dalam melihat kekuatan politik global dengan kemampuan Indonesia.  

Sebagai salah seorang pemimpin Indonesia dan dunia, sejarah kegagalan Soekarno melawan dunia dengan menciptakan CONEFO sebagai solusi alternatif melawan PBB jelas tidak akan membawa Indonesia maju menuju posisi internasional yang lebih baik, kebijakan ini pada akhirnya memang akan berakhir gagal karena tidak ada variabel kuat dalam ilmu hubungan internasional yang mampu memberikan verifikasi CONEFO dapat bertahan berkelanjutan, sekian dan terima kasih.

Sumber Refrensi:

https://www.dw.com/id/sukarno-conefo-dan-perdamaian-dunia/a-41109304

 https://www.yourarticlelibrary.com/international-politics/morgenthaus-realist-theory-6-principles/48472

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun