Mohon tunggu...
Roudlotul Jannahsoffa
Roudlotul Jannahsoffa Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Assalamu'alaikum Bismillah to the all activating Jannah soffa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Tanpa Adanya Guru BK

15 November 2019   18:04 Diperbarui: 22 Juni 2021   18:28 4194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Penerapan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Tanpa Adanya Guru BK (unsplash/taylor-wilcox)

Pendidikan sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan dasar yang memiliki kedudukan penting dalam perkembangan setiap anak baik perkembangan biologis, kepribadian ketrampilan dan pengetahuan anak agarr berjalan sesuai dengan perkembangannya.

Sehingga mereka siap terjun menjadi anggota masyarakat yang akan mengisi dan melanjutkan cita-cita bangsa serta dapatt mengatasi masalah yang lebih sulit sesuai perkembangan zaman di tingakat pendidikan yang lebih tinggi kelak.

Dalam hal ini pendiidkan bertujuan membantu peserta didik mencapai perkembangan yang optimal, baik sisi akademik maupun kepribadian.

Dalam hal ini bimbingan dan konseling sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan peserrta didik yang bias terjadi disekolah seperti bermain sendiri saat guru menerangkan pelajaran, bertengkat ddengan sesama teman, tidak mengerjsksn tugas rumah, dan tidak masuk sekolah dan lain-lain (astuti 2006)

Pelaksanaan bimbinan dan konseling juga dilatar belakangi persoalan sebagai berikut. 

1) peserta didik sekolah daasar memerlukan persiapan yang matang sejak dini untuk menghadapi tugas yang lebih matang dimasa yang akan datang,

2) kondisi peserta didik usia SD belum memiliki pandangan atau wawasan luas tentang didi sendiri dan lingkungannya,

3) penggunaan teknologi dan komunikasi yang tidak bijak dapat mengakibatkan dampak negatif bagi peserta didik seperti individualisme, konsumtif dan gerak fisik yang minim .(nurdiyanti dan suryanto 2010).

Berdasarkan uraian masalah teesebut, pelaksanaan bimbingan dan konselinh perlu dilaksanakan disekolah dasar untuk membantu peserta didik memecahkan masalah yang dihadapinya( saidah 2017).

Pengertian bimbingan dan komseling

Bimbingan dan komseling (BK) berasal dari kata bahasa inggris guidence (bimbingan) yaitu pertolongan yang digunakan untuk menuntun individu atau kelompok guna mencapai hidup yang lebih sejahtera (bhakti 2015). 

Sedangkan konseling konseling berasal dari kata counseling yang berarti bantuan yang diberikan kepada individu untuk memecahkan masalah kehidupannya dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapinya (sari 2016). 

Jadi bimbingan dan koseling selah dasar merupakan bantuan yang di berikan kepada individu atau kelompok yang mempunyai masalah supaya dapat menyelesaikan masalahnya sendiri guna mencapai kesejahteraan atau keberhasilan dalam mengerjakan suatu hal.

Baca juga : Urgensi Bimbingan Konseling di Lingkungan Sekolah Luar Biasa

Setiap sekolah sudah seharusnya memiliki guru bimbingan dan konseling yang dapat bekerjasama dengan guru-guru kelas dan guru mata pelajaran yang dapat membantu peserta didik mencapai perkembangan pendidikan yang optimal.

Namun, pada kondisi belum tersedianya guru bimbingan dan konseling atau konselor di Sekolah Dasar maka penyelenggaraan bimbingan dan konseling dapat ditugaskan pada guru kelas terlatih atau kompeten (Farozin et al  2016).

Guru bimbingan dabn konseling harus memiliki kompetensi sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional (Farozin et al  2016).  

Adapun tugas guru kelas sebagai guru bimbingan dan konseling telah diatur dalam SK Menpan No. 084/1993 pasal 3 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.

Yaitu menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan dan evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut program bimbingan  dan terhadap peserta didik yang menjadi tanggumg jawabnya (mulyadi, 2015)

Salah satu misi yang di tempuh salah satu sekolah di Bakung Bandar lampung untuk mewujudkan bimbingan dan konseling di sekolahan adalah 

(1) menanamkan keyakinan/aqidah melalui pengamalan ajaran agama; 

(2) mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan; 

(3) mengembangkan pengetahuan dibidang IPTEK, bahasa, olahraga dan seni budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi peserta didik; 

(4) menjalin kerjasama yang harmonis antara warga dan lingkungan (Wardatul, 2017). 

Jadi untuk mengoptimalkan keberhasilan dalam bimbinagan perlu adanya kerjasama antara semua guru keluarga dan lingkungan masyarakat.
Teknik guru yang dapat digunakan untuk memahami peserta didik

1.Teknik penilaian

Teknik guru yang dapat dilakukan untuk memahami kebutuhan peserta didik adalah dengan tes, observasi dan wawancara. 

Pertama tes digunakan untuk mengatasi mengetahui dan memetakan kesulitan belajar siswa serta untuk mngetahui tingkatan kognitif dan psikomotorik siswa yang dapat dilakukan diawal tahun pembelajaran  bentuk tes dapat berupa tes lisan maupun tes tertulis dapat berupa muatan pelajaran dasar atapun pengetahuan umum dasar.

Adapun jadwal pemberian tes selain tes di awal tahun juga tes yang diberikan secara harian yaitu 

1.penilaian  dilaksanakan minimal satu kali dalam satu tema untuk setiap muatan pelajaran, 

2. penilaian tengan semester yaitu penuilaaian yang dilakukan untu menilai setengah dari tema yang telah di prlajari biasanya sekitar 8-9 kali pertemuan di masing- masing tema, 

3 penilaian akhir semester yaitu penilaian yang dilaksanakan untuk minilai pelajaran satu tema yaang telah dipelajari, penilaian ini biasanya dilaksanakan di akhir tahun atau biasa disebut dengan penilaan ujian akhir semester (UAS).

Adapun penilaian yang menjadi permasalahan guru adalah terkait pemberian nilai bagi anak berkebutuhan khusus atau ABK supaya tidak terjadi kecemburuan antara peserta didik yang normal dengan peserta didik ABK, dan diharapkan tetap dapat samam optimal dalam penyerapan pembelajaran.

2. Teknik observasi

Teknik observasi dilakukanai oleh guru untuk mengamati perilaku- perilaku yang menjonjol pada parra peserta didik khusunya dalam bembelajaran denagn menggunakan catatan siapa saja yang berperilaku buruk dan dan tidak sesuai perlu mendapat bembingan secara khusus atau mencatat peserta didik yang berkebutuhan khusus dan perlu bimbingan. 

Aspek yang dinilai harus sesuai dengan kompetensi inti kurikulum 2013 yaitu perkembangan sosial dan spiritual peserta didik seperti berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu , bersyukur tanggung jawab sopan dan menghargai sesama teman, jujur. 

Hasil penilaian biasanya disampaikan pad rapat guru dan rapat walimuri yang biasanya dilakukan di akhir tahun untuk memutuskan solusi terbaik bagi permasalahan peserta didik.

Baca juga : Peran Bimbingan dan Konseling Dalam Mengembangkan Potensi Bakat Peserta Didik di Masa Pandemi Covid-19

3. Teknik wawancara

Teknik ini biasa digunakan untuk mendalami masalah yang dihadapi peserta didik bahwa masalah umum yang biasa di alami oleh peserta ididk adalah kesulitan dalam belajar dan sulit berinteraksi dengan teman sekelasnya. 

Untuk mengatasi masalaah tersebut biasanya guru memulai dengan melakukan sapaan-sapaan hangat kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan seputar aktivitas sehari hari di dalam keluarga, lingkungan dan teman sebaya.

Selain itu juga dapat melakukan percakapan-percakapan pendek di setiap proses pembelajaran langsung seperti memberikan pertanyaan mengenai hal-hal yang umum kemudian peserta didik menjawab untuk adanya umpan balik yang dilakukan oleh peserta didik.

Untuk mengatahui keaktifan dan pengetahuan peserta didik dan kekurangan peserta didik.

Keberadaan guru pendamping anak berkebutuhan khusus sangat penting di setiap sekolah karena dapat bekerjasama dengan guru kelas untuk membantu kesulitan belajar pada peserta didik berkebutuhan khusus. 

Guru ABK dapat memberi masukan kepada guru kelas terkait dengan bagaimana cara penanganan peserta didik yang berkebutuhan khusus dalam pembelajaran di kelas.

Hasil pembelajaran yang di tangkap oleh siswa juga dapat di beritahukan kepada guru ABK  untuk mengetahui perkemmbangan anak didik dalam pembelajaran sehari hari apakah penanganan yang dilakuhkan berhasil ataukah memerlukan penanganan yang lebih khusus lagi. 

Guru ABK juga dapatbekerjasama dengan orang tua peserta didik terkait bagaimana menangani anak-anak yang berkebutuhan khusus sesuai dengan kebutuhan apa yang anak butuhkan dan bagaimana cara mengatasi anak berkebutuhan khusus dengan teknik yang tepat sesuai anjuran guru ABK. 

Oang tua dapat berkoordinasi dengan guru ABK terkait hasil perkembangan anak di rumah apakah anak mengalami perubahan positif atau cara yang di lakukan sudah evisien atau belum, jikah dirasa belum maka guru ABK harus mengarahkan orang tua untuk tingkat penanganan yang lebih baik lagi sampai terdapat perkembangan pada si anak.

Baca juga : Kaca Mata Bimbingan dan Konseling : Pandemi Covid-19 Membatasi Aktivitas Anak Berkebutuhan Khusus

Pemberian bimbingan konseling

Bimbingan dapat dilakukan dengan 2 cara yang pertama adalah denagn bibingan langsung dan yang kedua dengan bimbingan tidak langsung. 

Bimbingan langsung biasanya dilakukan guru pada saat pelaksanaan pembelajaran saat istirahat dan pada saat ekstra kulikuler seperti pembacaan asmaul husna, berdoa rapih dalam penampilan, penanaman sikap baik dan tanggung jawab, solat berjamaah sikap dalam bermain menolong dan jujur. Guru bk biasanya memberikan bimbingan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh siswa.

Contoh praktik bimbingan dan konseling yang dilakukan guru, antara lain mengajak peserta didik membaca Al Quran, merenungkan kasih sayang orangtua terhadapnya, menunjukkan akibat dari perbuatan buruknya.

Memberikan sanksi atas perbuatan buruk yang telah dilakukan peserta didik, dan mendorong peserta didik untuk membaca buku cerita di pojok baca dan gerobak baca pada jam istirahat. 

Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilakukan guru pada jam istirahat bimbingan ini biasanya dilakukan pada bimbingan secara individu. 

Guru biasanya memulai aktivitas konseling dengan meminta peserta didik membaca Al-Quran atau dengan melaksanakan solat sunnah terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan mengajak peserta didik memikirkan dampak perbuatannya bagi dirinya, bercerita tentang orangtuanya, dan orang di sekitarnya. 

Hasil bimbingan kemudian dapat dirapatakan dengan para guru dan kepala sekolah jika dirasa masalah anak terlalu serius.

Pada kasus tertentu, kegiatan bimbingan dan konseling juga dilakukan dengan mengundang orangtua peserta didik ke sekolah untuk membicarakan permasalahan anak dan pada waktu-waktu luang guru juga melakukan kunjungan ke rumah peserta didik.

Untuk mendapatkan kesamaan persepsi antara guru dan orangtua peserta didik dalam menyelesaikan masalah belajar anak di harapkan semua pihak dapat ikut serta dalam menyelesaikan permasalahan si anak (rahayu 2017) .

Adapun bimbingan yang dapat di lakukan guru kelas adalah:

1) guru kelas dapat  memadukan materi bimbingan dan konseling ke dalam materi pembelajaran yang sesuai. 

Misalnya, materi bahasa Indonesia digunakan untuk menumbuhkan karakter santun dalam berkomunikasi dan suka membaca, materi pendidikan kewarganegaraan digunakan untuk menumbuhkan sikap cinta pada tanah air, materi matematika digunakan untuk menumbuhkan karakter kritis, dan jujur dalam berbuat,

Materi Ilmu Pengetahuan Sosial digunakan untuk menumbuhkan sikap peduli, empati, suka menolong, dan bertanggung jawab terhadap semua yang di kerjakannya dan materi Ilmu Pengetahuan Alam digunakan untuk menumbuhkan sikap cinta pada lingkungan, materi Agama digunakan untuk menumbuhkan karakter taat terhadap aturan agama, dan cinta terhadap Tuhan dan dapat meningkatkan ibadah peserta didik. 

2) pemilihan media pembelajaran yang mendukung kemandirian peserta didik dalam belajar dan yang sekiranya dapat membantu mempermudah anak dalam memahami materi pembelajaran atau metode yang dapat merangsang pikiran dan psikomotorik peserta didik.

Seperti metode inquiri saitifik dan diskovery learning, media pembelajaran bertujuan untuk memahamkan anak tentang materi materi yang abstrak seperti perilaku terpuji sistem tata surya, organ tubuh sistem gerak manusia sistem pernafasan dan lain lain.

Hasil pemahaman guru mengenai tingkat kebutuhan para siswa kemudian ditingkatkan lagi ke jenjang remedial atau pengelompokan permasalahan siswa dalah tahap ini siswa yang bermasalah dikompokkan dan di tangani secara bersamaan sesuai permasalahan yang mereka hadapi.

Jika permasalah hanya di hadapi 1 orang saja maka penyelesaiaan yang dilakukanpun secara indivu menanganinya, penanganan ini biasanya dilakukansaat di luar jam pelajaran tanya jawab setelah itu solusi atau penyelesaian masalah.

1. Bimbingan pribadi pada anak

Dalam bimbingan pribadi anak yang biasa guru lakukan perta,ma kali adalah melakukan bimbingan penguatan spiritual seperti keagamaan misal dalam islam adalah dengan melakukan bimbingan solat seperti solat wajib dan solat sunnah, mengaji, membaca doa disetiap aktivitasnya bimbingan dengan guru.

Dari hasil bimbingan guru harus mendokumentasi entah berupa catatan atau apapun untuk dapat mengetahui perkembangan spiritual si anak kemudian guru dapat memberitshu kepada orang tua tentang kekurangan si anak dalam bimbingan spiritual supaya saat di rumah orang tua dapat ikut mengontrol dan mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi masalah si anak perihal spiritual keagamaan

Kedua guru dapat menerapkan pengembangan bakat dan minat dalam peserta didik, dalam hal ini guru dapat memotivasi anak untuk dapat mengembangkan bakat yang mereka telah miliki dari proses pembelajran yang telah mereka kerjakan.

Guru dapat selalu mengarahkan peserta didik agar selalu mengembangkan potensi bakat untuk selalu mennembangakan minat peserta didik untuk terus menggali potensi yang ada pada dirinya dan agar dapat mendorong keberhasilan siswa dan menjadi siswa yang lebih baik

Ketiga guru dapat menanamkan materi hidup sehat pada peserta didik agar selalu menerapkan perilaku hidup sehat di setiap aktivitasnya dengan cara memberikan contoh secara langsung kepada peserta didik.

Seperti selalu membuang sampah pada tempatnya, memunguti sampah yang ada di sekitanya, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan mandi 2kali dalam sehari, menyikatgigi secara rutin 2 kali sehari

2. Bimbingan sosial pada anak

Pada bimbingan ini pertama anak di bimbing untuk berkomunikasi terhadap guru dengan di arahkan pada bahasa dan kosa kata baik dan sopan saat berbicara, dalam hal ini guru dapat mengamati seberapa baik siswa dalam berkomunikasi secara sopan. Kedua penamnaman bimbingan tingkah laku pada anak. 

Dalam hal ini guru dapat menasehati anak untuk selalau bertingkah lalu baik, memberitahu kepada anak tentang dampak-dampak perilaku buruk yang akan terjadi jika dilakukan anak didik.

Dalam hal ini guru dapat berkoordinasi dengan walimurid atau orang tua wali untuk mengatasi masalah keburukantingkahlaku anak supaya dapat terselesaikan, ketiga penanaman sikap sosialisasi terhadap teman.

Guru memberitahukan dan mencontohkan cara bersosialisasi dengan teman yang baik sepserti apa dan memberitahu dampak negatif sosialisasi terhadap teman dengan buruk sehinggan interaksi anaka dengan sesama teman akan selalu baik dan dapat menunjang hasil belajar yang baik pada setiap peserta didik

Kesimpulan:

Bimbingan dan koseling selah dasar merupakan bantuan yang di berikan kepada individu atau kelompok yang mempunyai masalah supaya dapat menyelesaikan masalahnya sendiri guna mencapai kesejahteraan atau keberhasilan dalam mengerjakan suatu hal. 

Teknik guru yang dapat digunakan untuk memahami peserta didik yaitu teknik penilaian, observasi dan wawancara. Untuk mengatasi permasalahan peserta didik perlu adanya partisipasi dari semua pihak di antaranya guru kelas orang tua dan lingkunga serta teman belajar.

Daftar pustaka

  1. Rizka Endalia, Mahmud HR., Awaluddin. 2017. pelaksanaan bimbinganpada siswa sekolah dasar negeri 40 banda aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah. Volume 2 Nomor 1, 121- 132.
  2. Widada, 1992 Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar jurnal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun