Pertanyaan mengenai keberhasilan tidak akan pernah habis-habisnya. Usia sekolah/kuliah akan ditanya: "sekolah/kampus favorit mana?, peringkat berapa?,". Yang lulus kuliah ditanya: "sudah bekerja belum? Kenapa belum bekerja?". Yang masih single: "kenapa belum menikah, milih-milih ya?, kapan menikah?. Yang sudah berumah tangga: "sudah isi belum?, kenapa belum isi?". Yang sudah paruh baya: anak sudah bekerja dimana?, sudah punya cucu belum? Kenapa?". Pertanyaan lain akan beruntun seiring  usia dengan porsi masing-masing.
Pada umumnya orang-orang jauh fokus melihat warna gincu, bergincu atau belum. Kurang perduli dengan alasan dibalik sudah bergincu atau tidak. Tidak perduli dengan seberapa kuat kita telah berusaha memulaskan gincu yang cocok agar menjadi cantik (menjadi berkat/berhasil). Â Namun apapun penilaian orang jangan sampai membuat kita mengalami frustasi social: marah, minder, bersembunyi apalagi nyinyir dan melabarak. Anggap saja itu suatu motivasi untuk melangkah kedepannya.
Terserah mau bergincu atau belum. Terserah mau show up keberhasilan atau belum mau show up. Terserah memakai jenis gincu apa, warna sesuaikan dengan warna kulit. Jangan sampai norak dan merusak kulit. silahkan pakai gincu yang sesuai supaya cantik (menjadi berkat). Jika sudah pandai memadukan warna-warni gincu dan menarik perhatian khalayak ramai, jangan lupa berbagi tips dengan murah hati. Jika sudah berhasil jangan lupa berbagi tips keberhasilan supaya semakin banyak yang berhasil dan terberkati.
Sesekali cobalah keluar dengan belum bergincu barang 2 atau 3 hari untuk menguji apakah anda tahan kritik. Jawab setiap pertanyaan yang dilontarkan dengan logika baik hati. Hadapi setiap kata "tidak cantik" dengan berlapang dada. Bahkan lawan wajah pucat dirimu sendiri dengan senyum tulus yang menghangatkan.
Selamat menyambut bulan April, selamat beraktivitas. Jangan lupa yang belum bergincu tidak ada salahnya bergincu dulu. Ingat pakai gincu yang bebas merkuri dan zat kimia berbahaya lainnya. Salam Bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H