#3 Dianggap tak punya skill atau pekerjaan.
Jarang update mengenai pekerjaan yang digelutinya, bukan berarti kita pengangguran yang dianggap sebagai komunitas kaum rebahan.
Walaupun saya jarang keluar rumah dan ngegosip ngalor ngidul dengan ibu-ibu komplek, bukan berarti kerjaan saya cuma tiduran dan beres-beres rumah. Banyak hal yang saya lakukan ketika di rumah seperti menulis cerpen, gabung grup online untuk memasarkan jualan.
Namun saya akui untuk memasarkan produk di status WA memang jarang saya lakukan, jadi sebagian dan hampir kebanyakan kurang tahu tentang pekerjaan saya yang sesungguhnya. Menulis cerpen juga saya lakukan tanpa woro-woro.
Masalah ini sebenarnya simpel dan hampir kebanyakan orang hanya mengutarakan apa yang mereka lihat. Yang mereka ketahui saja, kadang bisa jadi fitnah dan diputarbalikan fakta, apalagi yang tidak mereka ketahui.
Lagi dan lagi kejadian ketika belanja di warung tetangga ada yang nyeletuk tanpa basa basi dan penuh makna "mbak kamu enak di rumah tidur-tiduran sambil nunggu suami pulang, semua kebutuhan dicukupi suami".
Astaga...sepertinya kalau kita tidak pernah membanggakan atau menyombongkan pekerjaan kita bakal jadi fitnah ya?. Padahal dirumah kerjaan aku sehari-hari di depan laptop. Ya itulah ketidaktahuan seseorang memang bisa menimbulkan bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H