Mohon tunggu...
Dongeng

Legenda Asal-usul Banyuwangi

9 Februari 2016   20:42 Diperbarui: 9 Februari 2016   21:24 3285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Simpan ini baik-baik di bawah bantalmu. Gunakan sebagai pelindungmu kelak ketika ada ancaman yang ingin mencelakai dirimu. Ini adalah pusaka yang tersisa dari Klungkung. Warisan dari ayahanda kita.” Jawabnya dan langsung menghilang.

“Kanda.... Kanda... Kanda...” teriaknya memanggil dengan kencang.

Sang Putri gelisah dan mengurungkan niatnya untuk pergi ke pesta tersebut. Ia menuruti perintah kakaknya untuk menyimpan keris kecil itu di bawah bantalnya tanpa sepengetahuan siapapun.

Keesokan harinya Pangeran Banterang pergi ke hutan dengan membawa 7 buah panah yang runcing. Ia berpamitan kepada istrinya sambil mencium keningnya. “Hati-hati ya istriku”, pesanya.

Ia terus berburu hingga mendapat banyak hewan buruan. Ini membuat sang Pangeran puas atas jerih payahnya. Sambil duduk di semak belukar hutan, ia membuat rencana ingin pergi berdua bulan madu lagi bersama Surati. Memilih tempat yang nyaman dan tenang untuk menghilangkan rasa stres di dalam Istana. Dan juga untuk membuat langgeng pernikahanya.

“Tuan...” seorang laki-laki berwajah dewasa menghampirinya dengan baju compang-camping dan kusut.

“Siapa kau? Katanya dengan nada terkejut karena telah membuyarkan lamunan indahnya tentang bulan madu tersebut. Ia marah seketika.

“Beraninya membuat lamunanku buyar. Siapa kau?” tanyanya menghentak.

“Aku adalah petunjukmu. Engkau dalam keadaan bahaya sekarang. Istrimu adalah seorang penjahat yang akan melukai dirimu dan juga kerajaanmu. Dibawah bantalnya ada sebuah keris pusaka yang dapat meluluhlantahkan keluarga termasuk nyawamu. Ingat dia mempunyai darah Klungkung dan akan membalaskan dendamnya kepada seluruh keluarga dan kerajaanmu. Betapa bodohnya kau Banterang.” Ucapnya menggelegar lalu lenyap seketika.

“Tidak mungkin. Mana orang itu?” katanya sambil mencari di sekelilingnya.

Tanpa pikir panjang tidak memikirkan apapun, ia segera pulang ke istana dan mencari istrinya dengan cepat. Ia langsung menghampirinya dan menamparnya dengan keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun