Mohon tunggu...
Rosyid Bimo
Rosyid Bimo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Bullying terhadap Kesehatan Mental Siswa

9 Desember 2024   15:37 Diperbarui: 9 Desember 2024   15:40 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bullying atau perundungan adalah jenis tindakan agresif di mana seseorang atau sekelompok orang memaksa seseorang yang "lebih lemah" secara fisik atau psikologis. Orang yang terlibat dalam perundungan, yang sering disebut sebagai pengganggu, dapat berupa individu atau sekelompok orang yang percaya bahwa mereka memiliki wewenang untuk melakukan apa pun terhadap korbannya. Selain itu, korban merasa terus-menerus takut terhadap pengganggu dan percaya bahwa mereka lemah dan tidak berdaya.

Banyak sekali dampak dari perilaku bullying baik secara psikis, verbal, non verbal, dan lain sebagainya. Maka ada 2 faktor yang melatarbelakangi terjadinya bullying, yaitu:

1. Faktor Internal 

Alasan internal biasanya menjadi penyebab perilaku bullying. Jenis kelamin, kepribadian, impulsivitas, dan adanya karakter yang suka mengganggu adalah contoh elemen internal yang berasal dari dalam diri seseorang. Sikap mengganggu ini biasanya terwujud ketika lingkungan tidak mendukung. Anak-anak mengembangkan keterampilan kognitif, psikomotorik, moral, dan emosional mereka di sekolah.

2. Faktor Eksternal 

Selain faktor internal, ada faktor eksternal yang dapat menyebabkan perilaku bullying. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang, seperti faktor lingkungan di masyarakat dan di sekolah. Perilaku bullying dapat dipicu oleh kondisi lingkungan sosial yang buruk, seperti kemiskinan atau status ekonomi seseorang yang rendah. Keadaan lingkungan seperti itu memiliki kekuatan untuk membentuk perilaku seseorang.

WHO (2013) mendefinisikan kesehatan mental sebagai kondisi kesejahteraan mental yang memungkinkan seseorang mengelola stres dalam hidup, mencapai potensi penuhnya, belajar dan bekerja secara efektif, serta berkontribusi bagi masyarakat. Kesehatan mental seseorang dapat didefinisikan sebagai kemampuan mereka untuk mengembangkan semua aspek perkembangan mereka---fisik, intelektual, dan emosional---dengan cara yang optimal dan harmonis dengan perkembangan orang lain. Hal ini memungkinkan mereka untuk terlibat dengan lingkungannya. Pikiran, perasaan, keinginan, sikap, persepsi, opini, dan keyakinan tentang kehidupan adalah contoh gejala atau fungsi mental yang harus bekerja secara harmonis satu sama lain untuk menghilangkan keraguan, kegelisahan, keresahan, dan konflik internal. Berikut ini ada berberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, yaitu:

1. Faktor biologis 

2. Faktor psikologis 

3. Faktor lingkungan 

4. Faktor sosioekonomi

5. Faktor kebiasaan 

Untuk membina kesehatan mental anak-anak dengan sebaik-baiknya, para pendidik dan pemimpin dapat menyediakan iklim sekolah yang fisik, emosional, sosial, dan spiritual yang bermoral. Akan tetapi, mereka juga dapat mengawasi tanda-tanda kesehatan mental siswa sejak usia dini. Para guru dapat membedakan antara masalah kesehatan mental yang memerlukan perhatian khusus dan masalah yang dapat diarahkan ke profesional yang lebih berkualifikasi dengan memiliki pemahaman menyeluruh tentang kesehatan mental siswa mereka. Untuk memahami kesehatan mental anak-anak mereka, guru memainkan peran penting. Karena mereka sedang melalui fase transisi, siswa pada usia tersebut rentan terhadap sejumlah masalah yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Para guru harus memiliki informasi dan kemampuan yang diperlukan untuk memahami masalah siswa dan membantu mereka dalam menyelesaikannya.

Korban, pelaku, dan penonton semuanya dapat merasakan dampak dari perilaku bullying ini. Ciri-ciri kepribadian negatif pelaku akan semakin kuat. Pelaku menunjukkan agresi yang lebih besar, merasa paling kuat, berjuang untuk menghormati orang lain, sering kali memaksakan kehendak orang lain, memberontak, dan bahkan mungkin menggunakan narkoba. Sebaliknya, korban akan mengalami masalah kesehatan fisik dan mental, berkurangnya keinginan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari, penurunan prestasi akademik, dan kecemasan sosial. Mereka yang menyaksikan perilaku bullying kemudian merasa menyesal karena mereka tidak mampu membantu korban, mengalami tingkat penderitaan yang sama seperti korban, takut menjadi korban sendiri, atau meniru perilaku bullying. Bullying merupakan masalah serius yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental remaja. Para pengamat, korban, dan pelaku bullying dapat mengalami berbagai dampak buruk. Namun secara umum, bullying dapat menyebabkan gangguan perilaku, stres, kekhawatiran, dan depresi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun