Ia melanjutkan, "Hehe, manusia, Yah. Tapi kita kan juga bertumbuh, yah.. dari kecil menjadi besar. Berarti, kita tumbuhan juga?" Ingin rasanya tertawa mendengar argumen Lusi. Belum sempat kujawab, Lusi kembali bertanya.
"Oh iya, Yah.. Kita sampai kapan harus solat terus?"
"Hm..Selamanya, Sayang.. Sampai meninggal dunia.." jawabku.
"Hah? Selamanya, sampek meninggal dunia? Wah, capek dong Yah, sholat terus.."
"Ya, enggak, dong.. Buktinya Lusi udah rajin sholat lima waktu sejak TK, tapi nggak kerasa capek kan? Sholat itu kebutuhan kita, bukan Allah yang butuh. Sebagaimana kita makan sehari-hari, itu juga kebutuhan kita. Selain tubuh kita secara fisik ini butuh makan, ruh kita, jiwa kita, juga butuh makan. Makanannya apa? Makanannya adalah dengan melakukan segala sesuatu yang mendekatkan kita kepada Allah. Contohnya sholat, puasa, bersedekah, membaca Al-Qur'an dan berzikir."
"Ayah, apakah mungkin ada orang yang sudah solat dan membaca Al-Qur'an tapi masih masuk neraka?" Pertanyaan Lusi tidak pernah habis, memang.
"Lusi, Lusi tau kan, kalo Allah Maha Adil?" Lusi mengangguk.
"Adakah yang lebih adil dari Allah?" Â Lusi menatapku dengan rasa penasaran tinggi, disusul gelengan kepalanya.
"Kita meyakini semua ketetapan Allah itu baik untuk kita, Lusi. Allah tidak mungkin memasukkan orang-orang yang sudah beribadah dengan penuh rasa ikhlas ke dalam neraka. Contohnya, ada orang yang sudah sholat 5 waktu, rajin mengaji, rajin bersedekah, dan melakukan semua itu ikhlas karena Allah, maka tidak mungkin Allah memasukkannya ke neraka, Sayang.."
Ikhlas itu apa, Yah?
"Ikhlas itu, kamu melakukan segala sesuatu, seperti sholat, belajar, dan mengaji, bukan karena takut pada ayah, bukan pula karena ibu, bukan karena ingin dipuji oleh siapapun. Tapi benar-benar karena Allah, Tuhan kita." Kali ini ia terdiam dan mengelus kucing kesayangannya.
#