Secara ontologis, ilmu pada dasarnya adalah manusia, ia lahir dari manusia dan untuk manusia, ilmu merupakan proses manusia menjawab ketidaktahuannya mengenai ber- bagai hal dalam hidupnya. Sebagai jawaban manusia, ilmu adalah dan  bagaimana. Oleh karena itu, tujuan ilmu pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dengan realitas dan tan- tangan yang dihadapi manusia itu sendiri.
Dalam kehidupan ini, keadaan dan situasi hidup manu- sia selalu berubah, ketika ia belum tahu hukum-hukum alam atau pun hukum-hukum obyek kajiannya yang lain, barang- kali ia memandangnya dengan berbagai perasaan, baik pe- rasaan takut, mengagumi dan bahkan mendapatkan tan- tangan yang mengasyikkan. Akan tetapi, setelah semua pe- rasaan itu dilaluinya dan ia menemukan hukum-hukum dan jawaban yang dicarinya, bisa saja keadaan menjadi berubah, karena dengan hukum-hukum dan jawaban yang diketahui dan dikuasainya itu, terbentang sejumlah kemungkinan di depan matanya, yang dapat dimanfaatkan, untuk mengubah keadaan hidupnya.
Dalam perkembangganya, ilmu telah menjadi suatu,sistem yang kompleks, dan manusia terperangkap didalamnya, sulit dibayangkan manusia hidup layak tanpa ilmu . dalam konsep filsafat islam, ilmu pada hakikatnya merupakan perpanjangan pengembangan ayat ayat Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H