Mohon tunggu...
Enok Roswati
Enok Roswati Mohon Tunggu... Guru - PNS, Penulis, Pebisnis

Hal terindah adalah dapat memberikan kebermanfaatan untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Genre Remaja] Pesona Cinta Playboy

21 Januari 2022   14:22 Diperbarui: 21 Januari 2022   14:25 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sebetulnya ya, ini cerita yang sama, ketika kamu mutusin si Vivi. Hanya bedanya sekarang posisinya di balik. Sekarang kamu bisa rasain kan bagaimana berada di posisi Vivi. Nah, beginilah rasanya." tutur Tari mengungkapkan pendapatnya.

"Aku nyesel Tar, aku harap Vivi gak dendam ya sama aku" harap Rangga. "Ya udah, sekarang kamu ambil hikmahnya aja dari kejadian ini, Ga. Jadikan pelajaran untuk tidak lagi menyakiti perasaan perempuan, terus kamu janji deh mulai sekarang kamu tidak boleh mempermainkan lagi perasaan perempuan, jangan PHP-in inget!" ketus Tari.

"Iya Tar... aku janji kalau inget" ucap Rangga cengengesan. Membuat Tari menepuk keningnya 'niat tobat ga sih nih, playboy satu ini...' geram tari dalam benaknya. Melihat lirikan tajam Tari, tentu saja membuat Rangga takut. "Iya, Tar aku janji... suer, barusan aku becanda. Tapi aku serius koq, aku janji akan berubah. Tapi berubah juga perlu proses juga, bantuin ya Tar... supaya aku lebih baik lagi. Besok sehabis sahur, aku ikut ke masjid ya sekalian ikut kuliah subuh juga... jangan lupa chat aku kalau mau berangkat!" Rangga bersungguh-sungguh dengan kata-katanya. 'Udah tobat beneran kali ya nih anak, alhamdulillah deh udah mau ikut ke masjid' bisik Tari bersyukur dalam benaknya. "Oke... ya udah mau maghrib, masuk yuk buka dulu" ajak Tari menutup sesi curhat mereka.

"Asyik... ikut makan ya... dan makasih juga udah dengerin curhatan aku. Kamu emang sobat aku yang terbaik." rayu Rangga yang tentu saja ada maunya, nebeng bukber di rumah Tari. Akhirnya mereka beranjak dari duduknya menuju ruang makan.

***

            Sepulang dari kuliah subuh Tari berjalan bersama Rangga menuju rumah mereka masing-masing yang memang memiliki arah yang sama. Tari masih melamun sambil berjalan memikirkan kejadian tadi di mesjid, dimana sosok Rangga menjadi sorotan para gadis remaja seusianya yang ternyata mengidolakan sosok Rangga, iya sih siapapun pasti akan terpesona dengan ketampanannya, kulit putih, bersih, tinggi, memiliki kharismatik tersendiri, terlebih dia adalah sosok yang humble dan baik pada siapapun. Tari aja kalah karena kejutekannya. Betapa kuatnya pesona cinta sang playboy ini. Bahkan dari mereka ada yang secara langsung meminta Tari mengenalkannya, atau ada pula yang minta dicomblangin. 'merepotkan..' pikir Tari. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menepuk pundak Rangga.

            "Hey, Ga urang th titatadi neangan manh. Ari pk the geus balik! Heuh... ninggalkeun" gerutu Ujret begitulah panggilan akrabnya. Ya, orang yang tadi menepuk pundak Rangga adalah si Ujret teman mereka berdua sekaligus tetangga dekatnya. "Naon, neangan urang ganggu wae... teu penting paling hayang nebeng maen PS" tebak Rangga. Begitulah jika mereka berdua bertemu logat sundanya pasti keluar.

            "Yeuh... Ga, kupingkeun alias dangukeun saya teh punya info terbaru dan yang paling update khusus buat Rangga, si Tari tong diajakan" ucap Ujret begitu antusias, sambil mendelik ke arah Tari. "Huh... paling soal tetangga yang baru pindah, punya anak perempuan cantik masih SMA kelas XI, namanya Indri kalau mau tahu" sahut Tari datar sambil berlalu begitu saja dari hadapan mereka berdua. Membuat Rangga dan Ujret melongo. Karena ternyata info yang akan Ujret sampaikan tidak sekomplit apa yang Tari ketahui. Tak lama kemudian orang yang sedang dibicarakan terlihat menghampiri Tari dari kejauhan nampaknya mereka sedang bercakap-cakap. Rangga dan Ujret memperhatikan Tari dan Indri bercakap-cakap dari kejauhan.

            "Yaah... si Tari udah tau duluan ga" celetuk Ujret, membuat mereka saling berpandangan seolah merencanakan niat terselubung. "Eh, kue Tar... kamu tau apa aja tentang tetangga baru kita itu... bagi dikit dong infonya..." bujuk Rangga. "Ogah, kamu kan udah janji... lagian ya aku udah belajar dari pengalaman ga akan ada lagi Vivi yang kedua..." ucap Tari dengan angkuh. Otak playboy Rangga sepertinya sudah langsung on baru ngelihat yang bening dikit. "Lho... aku kan janjinya ga akan nyakitin hati cewek. Jadi aku mau terima semuanya aja... nah, kalau mau nikah aku baru pilih satu" ucap Rangga dengan bangganya. Membuat Tari tepuk jidat dan menggelengkan kepalanya.

            "Ga, jangan maruk... Indri jang urang atuh... maneh neangan deui" sewot Ujret. "Ehm... itu sih gimana usaha Bro, kalau kamu lancar dia mau sama kamu, ya udah I'm fine it's oke... aku ngalah dong, tapi ya kalau dia milih aku maaf-maaf aja nih. Mungkin itu jodoh kali ya!" jawab Rangga santai.

            "Btw, Tar tadi Indri mau kemana sih?" pertanyaan jebakan Rangga yang langsung di jawab Tari. "Ke warung nyari tukang sayur... ups" Tari baru ngeuh itu adalah pertanyaan jebakan. Rangga sudah melesat bersama Ujret menyusul Indri ke warung, yah untuk apalagi selain untuk PeDeKaTe. Tinggallah Tari berjalan seorang diri menuju rumahnya sambil merutuki kebodohannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun