Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Sarjana S-1

Cerpen pertamanya: Bentuk Sebuah Barokah memenangkan lomba cerpen se-kabupaten tingkat santri. Cerpennya: Putri Kuning memenangkan lomba cerpen nasional tingkat mahasiswa. Cerpennya: Mengapa Perempuan Itu Melajang terbit di media nasional Kompas.id (Rabu, 16 Oktober 2024). Cerpennya: Hutan Larangan Cak Badrun terbit di Instagram Cerpen Sastra. Tiga kali juara sayembara cerpen di Kompasiana yang diadakan Pulpen. Cerpennya Bintang Kehidupan dibukukan oleh Gramedia bersama cerpen pemenang sayembara lainnya. Penikmat sastra (novel; cerpen; esai). Instagram: @rosuljayaraya24

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Cerpen Saya Dimuat Kompas dan Langkah-Langkah agar Cerpen Kita Dimuat Kompas

29 Oktober 2024   21:08 Diperbarui: 29 Oktober 2024   21:29 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://ruangsastra.com/alamat-email-redaksi-koran/

Pendek kata, harus mengetahui apa selera cerpen ala Kompas dan cerpen seperti apa yang layak kita buat lalu kita kirim ke Kompas. 

Langkah kedua, sebagaimana tips Bli Can, yakni eksplorasi tema yang menarik. Sajikan tema yang jarang diusung penulis lain, atau kalau tema pasaran maka sajikan gagasan dan sudut pandang yang berbeda. 

Langkah ketiga, tema saja tidak cukup. Tetapi, harus juga dieksekusi dengan cara memukau dan memikat. Narasi yang segar ketika dibaca, kalau mampu sampaikan dengan cara puitik. Alur yang maju mundur penuh plot twist. Penokohan harus benar-benar ikonik. Juga, aspek-aspek apapun yang membuat cerpen semakin estetik seperti gagasan filosofis dan pendalaman psikologis tokoh. 

Langkah keempat, jangan terburu-buru dalam mengirim cerpen ke Kompas. Bli Can menghimbau: lebih baik sebulan mengirim satu cerpen asalkan eksekusi temanya sangat baik. Jangan mengirim banyak cerpen tetapi buruk eksekusi temanya. Harus ada peningkatan kualitas setiap pengiriman sebulan. Jangan stuck kualitas kepenulisannya. 

Artinya, cerpen yang dikirim ke Kompas harus benar-benar hasil mengerahkan segala kemampuan. Hasil riset dan perenungan dalam. Hasil editing yang sangat matang.

Langkah terakhir, jangan capek menulis dan mengirim ke Kompas. Seterusnya. Biarpun ditolak terus-menerus, tetap harus berusaha menghasilkan cerpen terbaik supaya dimuat. Jangan takut ditolak dan jangan menyerah. Maestro cerpenis yang banyak dikenal pun ketika masa-masa awal menulis di Kompas, tak serta-merta langsung diterbitkan bahkan sering ditolak. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun