Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pasca Sarjana

Cerpen pertamanya: Bentuk Sebuah Barokah memenangkan lomba cerpen se-kabupaten tingkat santri. Cerpennya: Putri Kuning memenangkan lomba cerpen nasional tingkat mahasiswa. Cerpennya: Mengapa Perempuan Itu Melajang terbit di media nasional Kompas.id (Rabu, 16 Oktober 2024). Cerpennya: Hutan Larangan Cak Badrun terbit di Instagram Cerpen Sastra. Tiga kali juara sayembara cerpen di Kompasiana yang diadakan Pulpen. Penikmat sastra (novel; cerpen; esai). Instagram: @rosuljayaraya24

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Cerpen Saya Dimuat Kompas dan Langkah-Langkah agar Cerpen Kita Dimuat Kompas

29 Oktober 2024   21:08 Diperbarui: 29 Oktober 2024   21:29 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen: Mengapa Perempuan Itu Melajang? 

Tema yang saya garab di cerpen ini adalah tema pasaran. Tentang klenik pelet pengunci sukma perempuan agar tak kunjung menikah, versi Madura, sebutannya nganceng, yang tentu asing di telinga banyak orang tak seperti pelet Jaran Goyan atau Jangjawokan. 

Serta konflik batin perempuan perantau yang menanggung malu ketika pulang kampung karena tak kunjung menikah, di kawasan Madura, yang lekat dengan kebiasaan nikah muda. 

Dan, tentu saja, lelaki yang cintanya ditolak lalu dukun bertindak. 

Tema pasaran bukan? Lantas mengapa Kompas menerbitkannya? Apa yang menarik dari cerpen saya itu? 

Tentu saja saya mengakui kalau itu tema pasaran. Tetapi, selain dunia kleniknya yang saya sorot mendalam, juga kritik sosial di balik perempuan melajang di tengah tradisi nikah muda. 

Kalau alasannya hanya itu saja, Kompas pun belum tentu sudi menerbitkan cerpen saya. Maka, saya berusaha mengeksekusi tema itu dengan alur yang maju mundur, narasi yang segar dibaca, menyorot solilokui psikologi tokoh, POV yang agak ekstrem, dan menyelipkan gagasan universal. 

Bentuk penyajian cerpen itulah yang membuat saya percaya diri dan saya rasa menjadikannya menarik, walau ceritanya dengan tema pasaran. Sehingga ketika rampung, awal Agustus lalu, saya berani mengirimkan cerpen itu ke redaktur Kompas. 

Langkah-langkah Agar Cerpen Kita Terbit di Kompas

Langkah awal kalau cerpen kita ingin terbit di Kompas, adalah membaca cerpen-cerpen yang pernah terbit di Kompas. Amati dan pelajari bagaimana polanya. Lalu lihatlah teknis pemuatan, atau syarat-syarat agar dimuat, dan kiat-kiat supaya dimuat. 

Berikut link yang tertera soal teknis menulis cerpen di Kompas (juga media lain) dan tips dari Pak Putu Fajar Arcana (akrab disapa Bli Can):

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun