Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pasca Sarjana

Cerpen pertamanya "Bentuk Sebuah Barokah" memenangkan lomba cerpen se-kabupaten tingkat santri. Cerpennya "Putri Kuning" memenangkan lomba cerpen nasional tingkat mahasiswa. Cerpennya "Mengapa Perempuan Itu Melajang" terbit di media nasional Kompas.id (Rabu, 16 Oktober 2024). Cerpennya "Hutan Larangan Cak Badrun" terbit di Instagram Cerpen Sastra. Tiga kali juara sayembara cerpen di Kompasiana yang diadakan Pulpen. Penikmat sastra (novel; cerpen; esai). Instagram: @rosuljayaraya24

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kupu-kupu Biru

17 Agustus 2024   15:34 Diperbarui: 17 Agustus 2024   16:49 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayup-sayup kelopak mataku menguak. Tatkala sempurna terbuka, bola mataku menatap Sekar Dara, Istriku, yang berdiri di samping pintu kamar. Sekonyong-konyong aku teringat perempuan bermuka manis; rambut dikuncir kuda; kulitnya kuning langsat, semalam, dalam mimpiku. Pada saat bersamaan, perutku terasa bergejolak, terwujud sesuatu yang saling berperang.

 Aku tak mampu menahan kecamuk itu. 

 Syahdan, aku muntah-muntah di atas kasur. 

"Kalau tak enak badan, istirahat saja, Kak. Tak usah pergi ke kampus. Biar aku yang mengantar Mirna berangkat sekolah." Kata Sekar Dara. 

"Tidak. Tidak. Badanku baik-baik saja." 

Tanpa memandang Sekar Dara lagi, aku mengayunkan kaki menuju kamar mandi. 

Tatkala air yang aku tadah---beberapa kali---dalam gayung mengguyur tubuhku, ingatanku berserobok pada mimpi semalam. Betapa indahnya perempuan itu. Berkali lipat lebih cantik dari Sekar Dara. Sekilas, rupanya mirip Dewi Sri, tapi, kecantikannya juga berkali lipat melebihi Dewi Sri. 

Aku mengambil sabun pada tempat sabun yang melekat di dinding. Busa-busa sabun memenuhi telapak tanganku. Aku pegang kemaluanku yang sudah mengeras. Serta-merta, aku ingat kalau ini perbuatan negatif dan aku bisa melampiaskan hasrat pada Sekar Dara. Serta-merta, perempuan dalam mimpi semalam hadir di anganku dalam keadaan telanjang. 

***

Lapar menghantam perutku. Maka, aku memutuskan mencari rumah makan. Tak lama, setelah menemukannya, aku menepikan motor Supra X yang aku tunggangi, pada tempat parkir rumah makan, di pinggir sungai susu. Separuh rumah makan berdinding kayu yang luas ini di pinggir sungai susu, dan separuhnya lagi menjorok ke sungai susu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun