Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pasca Sarjana

Pembaca sastra (novel; cerpen; esai), pendengar kajian filsafat dan musik, penonton kearifan lokal; sepak bola timnas Indonesia; kartun, pemain game Mobile Legends. Instagram: @rosuljayaraya24

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kupu-kupu Biru

17 Agustus 2024   15:34 Diperbarui: 17 Agustus 2024   16:49 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tak ingin kembali ke dunia yang penuh kepalsuan. 

Biarlah di sini wujudku sebagai apapun, lebih baik daripada menjadi manusia tanpa makna tanpa cinta, yang hanya menjalani hidup. 

Aku tak ingin sayup-sayup kelopak mataku terbuka; melempar diriku ke dunia yang membosankan. Andai kata, dahulu, aku bisa menikahi Dewi Sri, barangkali hidupku tak mungkin seburuk ini. 

Sayapku terus mengepak. Berusaha sekuat mungkin menggapai kupu-kupu biru yang terbang kian menjauh itu. Aku ingin, aku ingin, mencium bibir kupu-kupu biru yang sangat cantik itu. Sekilas (kalau dia berubah wujud menjadi perempuan) bibirnya mirip Dewi Sri. 

Ah, sial! Aku tak pernah bisa mendapatkan dua bibir indah itu.

Kupu-kupu biru itu berhenti di dekat bukit hijau. Mengisap nektar bunga yang mekar. 

Sekonyong-konyong kupu-kupu biru itu menjelma perempuan bermuka manis ... dan, tubuhku serta-merta memendarkan cahaya kuning yang meraksasa---seperti yang sebelumnya terjadi pada kupu-kupu biru itu. Aku menjelma manusia kembali. Aku mengejar perempuan bergaun biru itu, yang sedang berlari-lari kecil. 

Hap, aku berhasil memeluk tubuhnya yang berada di puncak keindahan dan keseksian. 

Kami berpelukan hangat. Menggeliat di atas tanah berumput tipis seperti tanah lapangan sepak bola.       

Jikalau Nabi Idris saja meninggalkan sandalnya agar bisa kembali lagi ke tempat ini, maka aku tak ingin sedetik saja kembali pulang, untuk merawat dunia yang bagai taman tak berbunga. Aku tak ingin kembali bangun dari mimpi indah ini; aku ingin selamanya tinggal di sini. 

Sayup-sayup kelopak mataku menguak ....   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun