Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pasca Sarjana

Pembaca sastra (novel; cerpen; esai), pendengar kajian filsafat dan musik, penonton kearifan lokal; sepak bola timnas Indonesia; kartun, pemain game Mobile Legends. Instagram: @rosuljayaraya24

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kupu-kupu Biru

17 Agustus 2024   15:34 Diperbarui: 17 Agustus 2024   16:49 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sini, semua pelanggan laki-laki tampan. Sementara, semua pelanggan perempuan cantik. Kalau dilihat-lihat, perkiraan mereka semua berumur tiga puluhan tahun. 

Pelayan cantik menghampiri mejaku. Aku menyampaikan menu: nasi jagung dan bebek bumbu hitam. Ya, semua menu tersedia di sini. Di meja seberang sana, seorang lelaki tampan dan perempuan cantik menyantap pizza. Di meja lain ada yang terhidang: hamburger, spageti, pai, sandwich, nasi bukhari, ramen, dimsum, nasi lemak, nasi uduk, nasi jollof, vegemite, dan entah apalagi pandanganku tak bisa menjangkau seluruh pelanggan---tak mungkin aku berkeliling dan memandang ke meja mereka satu persatu.

Di tengah menyantap menu yang sudah diantar pelayan perempuan, aku menatap lanskap sungai susu. Di atasnya, aku tak henti-hentinya memandang kupu-kupu yang mengepakkan sayap ke sana kemari, yang memendarkan cahaya biru persis cahaya kunang-kunang. Sekonyong-konyong kupu-kupu itu terbang mendekat. Makin mendekat; terbang memasuki rumah makan ini---masuk melalui sisi rumah makan tanpa dinding yang menjorok ke sungai susu. 

Tampaknya, hanya aku seorang di dalam sini yang fokus memandang kupu-kupu itu. 

Kupu-kupu yang terbang berkitar-kitar itu moksa. 

Wujudnya berubah. 

Pendar cahayanya meraksasa. Badan lalu tangan lalu kaki lalu kepala, terbentuk dari kemilap biru. Menjadi wujud perempuan.  

Wajah perempuan itu sangat manis. Wajahnya di puncak kecantikan. 

Payudaranya menyembul. Terlihat kemontokannya---karena sedikit tersingkap pakaian bagian dada. Tubuhnya tak ramping dan tak gendut, melainkan sedang dengan lekukan seksi. Rambut panjangnya dikuncir kuda. Kulitnya tak putih dan tak hitam, melainkan kuning langsat. 

Indah sekali. Demikian seksi. Tak pernah aku menatap perempuan seindah dan seseksi itu. 

Sekilas saja, sekian detik saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun