Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan

Membaca adalah bagian dari hidup saya, terutama karya-karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Tokoh Utama dalam Cerita Ini

21 Juli 2024   20:51 Diperbarui: 21 Juli 2024   21:01 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Tokoh utama dalam cerita ini sedang mengendarai motor Honda Supra yang cicilannya belum lunas, sekonyong-konyong motor itu dihadang mobil polisi. Tokoh utama pun mengerem ban motornya. Lantas tiga polisi turun dan tanpa tedeng aling-aling menangkap tokoh utama. Benar saja, tokoh utama demikian kebingungan karena tak merasa berbuat kriminal dan termasuk orang baik yang sering berjamaah salat di masjid) 

Bangsat kalian, polisi! Kepala aku dipentung pemukul bisbol, tubuh aku dialirkan listrik oleh alat setrum, dan aku dibentak-bentak sebab tak mengakui kejahatan, padahal aku tak berbuat jahat, yang pengedar narkoba itu Guntur! Dia tertangkap. Tak ingat apa yang terjadi. Keheranan membelukar di benak dia. Tetiba sudah menjadi tersangka. Dia kini dalam ruang tahanan. Padahal dia sudah cerdik dalam bisnis gelap narkoba. Kadang kali dia menyamar menjadi pengamen, pedagang rokok, pemulung, pengemis, penjual koran, kernet angkot, supir bajaj, untuk mengantar narkoba pada pemesan.      

****

(Pengacara terkemuka, Sugeng Paris, sangat tertarik dengan kasus tokoh utama dalam cerita ini. Pada minggu pagi, Sugeng menemui tokoh utama dalam ruang tahanan untuk mengajaknya mengobrol. Tokoh utama ini orang miskin, dan tentu saja takut dengan harga setinggi langit yang mengharuskan tokoh utama membayar Pengacara Sugeng. Tapi justru Sugeng mengatakan tak perlu dibayar. Uang Sugeng sudah banyak. Sugeng datang untuk membebaskan atau kalau tak bisa, barangkali dapat meringankan kasus tokoh utama yang menarik itu)

Aku tak tahu mengapa Guntur juga terkurung di dalam sini, dan memang sepantasnya Guntur saja yang ditahan, bukan aku! Karena Guntur pengedar narkoba sebenarnya. Lagi-lagi dia memandang Edo dengan kebingungan. Apakah Edo pengedar narkoba juga atau barangkali berbuat kriminal lain? Dia menghampiri Edo yang duduk melipat tangan pada kaki yang ditekuk. 

"Mengapa kau berada di sini?" tanya Guntur penasaran. 

"Kamu pasti menjebakku bukan? Sehingga aku ditangkap polisi!" bentak Eko. 

"Enak saja kaubicara. Saya pun merasa tak pernah tertangkap, tapi tiba-tiba sudah berada di sini."

"Aneh sekali kamu pendosa!"

"Kau mau baku hantam lagi?"   

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun