Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan

Membaca adalah bagian dari hidup saya, terutama karya-karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Musabab Membunuh Muntaha

13 Juli 2024   18:45 Diperbarui: 13 Juli 2024   19:11 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak luput pula saya akan menuliskan keadaan tokoh "saya" dalam penjara yang dibanjur kesedihan sebab menuliskan kisah pembunuhannya sendiri. Lalu saya akan menuliskan kalimat-kalimat pada paragraf terakhir atau tiga puluh satu begini: 

Seusai membunuh Muntaha, saya merenung dua hari dan mendapat kesimpulan. Kalau suara-suara di mimpi saya bukan dari Tuhan melalui malaikat yang menjelma, tapi dari para jin. Saya bukan nabi. Bukan wali. Bukan sufi. Bukan kiai. Bukan ustad. Sungguh setan adalah musuh yang nyata. Lalu saya menemui Kiai Badar dan menyerahkan diri pada polisi. 

Surabaya, 3 April 2024

[1] Bhuju' Perreng: Bhuju' artinya sesepuh yang punya kekeramatan di masa lalu dan berjasa pada masyarkat (Madura) sehingga makamnya dikeramatkan. Perreng artinya bambu. Bhuju' Perreng adalah julukan bagi sesepuh tersebut. 

[2] Tanah Sangkolan: Tanah yang diwariskan leluhur turun-temurun dan tak boleh dilepas (dijual) oleh generasinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun