Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan

Membaca adalah bagian dari hidup saya, terutama karya-karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Bagai Kali Menghanyutkan Benda-Benda

28 Juli 2023   16:53 Diperbarui: 28 Juli 2023   17:00 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagai kali yang menghanyutkan benda-benda di atasnya, entah kayu, plastik, sampah, kotoran, limbah pakrik, kain, bahkan pernah seonggok mayat, adalah waktu yang menghanyutkan kotak-kotak peristiwa di tanah ini. Ya, tanah yang sudah 10 tahun tidak kujejaki tetapi kenangan tentang kotak-kotak itu selalu terjejak di ingatanku. Terutama kali yang membentang ini.

"Ayuk, kita naik perahu Paman Hendra," sahut-sahutan percakapan dengan kawan yang juga ingin menyeberangi kali ini terngiang.

Kawanku Badrus berlari mendahuluiku.

"Paman Hendra, antarkan kami ke seberang," dengan muka cemong sehabis kita bermain di lapangan tanah, ---karena memang musim hujan--- kawanku berbicara sambil tersenyum.

"Ayuk-ayuk kesini," kami mendekati perahu eretan di atas kali yang memisah perkampungan dengan jalan raya yang di pinggirnya berdiri gedung, pabrik, ruko.

"Tunggu! Nanti ketika sudah dekat kalian baru melompat kayak Batman. Okeh!" Paman Hendra memberi peringatan.

Dari daerah yang jauh, di Kabumen Jawa Tengah, Paman Hendra merantau ke kota Bekasi ini, daerah pinggir Kali Malang yang membentang memisahkan perkampungan yang kami tinggali ---termasuk Paman Hendra dan Badrus--- dengan bagian perkotaan: jalan raya yang di pinggirnya gedung, pabrik, ruko.

"Hey! Kalian jangan terlalu dekat kali, nanti tercebur!" teriak Paman Hendra sambil menarik eretan supaya perahu mendekat ke posisi kami berdiri di tepi kali.

Kalau sore hari aku dan kawan-kawan yang hanya berpakaian celana pendek akan naik lalu ke tengah besi panjang berkawat yang merentang di atas kali, lalu melompat dengan gaya terbaik, lalu byuurrr kepala kami akan nongol di permukaan air kali yang coklat ini. Tanpa pergi ke Waterpark atau Waterboom, bermodal keberanian, kami bisa berenang.

Saat sore sampai malam banyak pegawai-pegawai pabrik akan pulang ke rumah mereka di perkampungan pinggir kali. Kalau pagi hari pergi ke seberang untuk bekerja. Alat transportasi mereka ialah perahu Paman Hendra, dan orang-orang yang berhajat menyeberangi kali menaiki transportasi yang sama. Seperti aku dan Badrus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun