“Untuk mengatasi persoalan akibat percepatan pembangunan di wilayah Tangerang ini, pemerintah tentunya perlu menggandeng semua pihak yang terkait untuk bersama mencari solusi yang terbaik. Saya menyambut baik masukan-masukan yang disampaikan dalam forum ini,” katanya.
Sekitar 16 pemangku kepentingan terkait hadir pada acara ini, diantaranya, BAPPEDA Kabupaten Tangerang, Community Housing Ltd., PSPKK - Arsitektur Univ. Trisakti, Habitat for Humanity Indonesia, Dompet Dhuafa, P2KKP Kab Tangerang, Perkim BAPPENAS, PWK - Institut Teknologi Indonesia, Komunitas Bambu Kab Tangerang, IAI Jakarta, PT. Lippo Karawaci Tbk., LPPM UPH. DTR, DTR, DBM SDA dan BPN Kab Tangerang.
Acara ini dibagi dalam dua sesi, dan dibuka oleh Budhi T. Yuwono, Asisten President UPH. Pada sesi pertama disampaikan presentasi tentang pra konsep penataan 4 kampung pada DAS Cisadane oleh Antonio Ismael Risianto, seorang arsitek senior Indonesia yang pernah meraih penghargaan prestisius Aga Khan Awards di tahun 1989, dan saat ini aktif sebagai Senior Technical Advisor pada UN-Habitat (United Nations Human Settlements Programme), serta Senior Consultant pada Triaco Dev Consultant. Sesi kedua dilanjutkan dengan presentasi dari beberapa institusi.
Setelah pertemuan ini, BAPPEDA telah berjanji untuk mengkaji semua masukan dan akan mengundang lembaga lainnya (termasuk UPH) untuk mengambil bagian dalam program ini. Program ini sendiri diusulkan sampai 2019 dan nantinya untuk realisasi program akan dibuat MoU atau SPK antara BAPPEDA dengan masing-masing institusi pemangku kepentingan di wilayah Tangerang untuk diberikan wewenang mengadopsi daerah tertentu. (RH)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H