Posisi kontrol ini bermakna identitas sukses sehingga ini merupakan langkah penyelesaian yang baik dibanding hukuman dan konsekuensi
Sebagai pengontrol bahwasanya ada beberapa posisi kotrol di dalam tindakan restitusi yaitu:
1. Penghukum
2. Sebagai pembuat rasa bersalah
3. Teman
4. Pemantau
5. Manajer
Restitusi kontrol baik diterapkan dalam menumbuhkan lingkungan yang positif di sekolah.Â
Lingkungan yang positif sangat diperlukan untuk menumbuhkan budaya positif di sekolah, namun tentu tidak bisa lepas dari kontribusi civitas sekolah, orangtua-keluarga serta lingkungan masyarakat sekitar
Keyakinan  sekolah/kelas
Keyakinan sekolah adalah bentuk merumuskan nilai-nilai kebajikan universal  yang dilakukan secara bersama-sama menandatangani apa yang diyakini.Â
Kegiatan keyakinan sekolah dirumuskan bersama kepala sekolah dan guru. Untuk kesepakatan kelas dilakukan bersama dengan guru dan murid. Kesepakatan dibuat dengan menghindarkan unsur SARA.Â
Kesepakatan dibuat dengan tujuan untuk membuat anak disiplin dan bertanggungjawab dengan kesepakatan yang diyakini .
Segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, Â serta Visi Guru Penggerak.
Segitiga restitusi adalah tindakan penyelesaian terhadap pelanggaran  kesepakatan kelas ataupun keyakinan sekolah.Â
Di sini anak yang berbuat salah dikondisikan melalui pilihan-pilihan yang diberikan agar mereka mencari cara untuk memperbaiki kesalahan mereka dengan menggali potensi dalam diri yang mana bisa menjadi kekuatan pada mereka sebagai nilai nilai atau sikap positif yang mereka miliki.Â
Segitiga restitusi sejalan dengan pemikiran Bapak KHD bahwasanya disiplin adalah bentuk kontrol diri yang dilakukan agar mencapai tujuan mulia yang diinginkan. Jika belum bisa melakukan disiplin positifpada diri maka diperlukan orang lain dengan kekuatan yang bisa mengontrol yang mana jika menimbulkan disiplin positif  dengan langkah restitusi.
 Pendidikan yang dilakukan dengan keberpihakan kepada murid serta perilaku guru yang "menuntun dan menghamba" menjadi penguatan pada segitiga restitusi sebagai pembentuk disiplin positif pada murid dan menjadikan lingkungan yang positif sehingga menjadi budaya positif di sekolah.Â