Mohon tunggu...
Rose Marz
Rose Marz Mohon Tunggu... Tutor - Unlimited Love Edition :) Kesederhanaan dalam Kebersamaan Itu Penting Bacalah, Menulislah, Bacalah, Tuliskan, maka itu akan mengantarkan ke depan pintu-pintu gerbang kebahagiaan hidup sepanjang hayat

Keep Writing On ;)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PR Matematika dari Bapak Marshal

4 November 2022   22:26 Diperbarui: 6 November 2022   21:18 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa SMA ada Pr Matematika

Kenangan SMA

Kami waktu itu duduk di bangku kelas 3 SMA. Kebetulan jurusan yang diambil adalah Ipa. Wah kebayang ya anak Ipa, gengsinya selangit.

Zamannya anak Ipa lebih keren daripada anak Ips. Anak Ipa merasa pintar dibanding anak Ips. Weh,, ga boleh gitu ya harusnya. Ada diskriminasi mata pelajaran nih ceritanya.

Kan semua mata pelajaran itu sama baiknya. Setiap ilmu dan cabang ilmu sama-sama bernilai pengetahuan. Sama-sama hebat. Sama-sama baik jika dipelajari semua.

Jadi sebutlah pelajaran anak Ipa sulit-sulit ya. Semua berbau angka-angka. Semua harus pintar menghitung dan berlogika. 

Jika tersebut teman tadi pintar Matematika, dia akan terkenal dan jadi siswa idola di mata guru dan teman-temannya.

Jika pandai bahasa Inggris begitu juga. Guru dan teman-teman akan mengelu-elukan dia. Kakak kelas dan junior semua mengenalinya.

Wah kenangan seru masa SMA tidak ada habisnya!

Pr Matematika

Jadi ceritanya ini ketika pelajaran matematika. Nama guru Matematika kami namanya Bapak Marshal. 

Beliau terkenal sebagai guru yang ramah dan murah senyum. Beliau juga memiliki sense humor yang tinggi.

Tapi kalau belajar matematika beliau tidak main-main. Pelajaran Matematika, pelajaran identik dengan cerdas, pintar dan hebat. Ya bapak Marshal bapak terhebat di mata kami!

Tidak semua orang memiliki kemampuan yang baik dalam pelajaran matematika. Matematika adalah salah satu ilmu yang paling ditakuti disebabkan kemampuan menghitung atau ilmu angkanya kurang..

Jadi waktu itu pelajaran matematika kami telah memasuki Bab tersulit. Kami terseok-seok dalam memahaminya. 

Si Pori teman yang paling jago Matematika di kelas kami juga belum nampak akan memberikan contekan.

Soal matematika yang diberikan ada lumayan banyak. Kami harus mengerjakannya dalam selang waktu satu hari. Jadilah kami ngebut mencari-cari jawaban dari soal matematika yang sulit bin tersulit tersebut.

Biasanya si Pori teman kami yang berkulit hitam manis itu akan datang di siang hari. Dengan membawa lembaran hasil jawaban. Kami berebut meminta izin untuk melihat hasil pencariannya.

Si Pori memang luar biasa. Dia menjawab soal Matematika dengan membuat banyak cara. Ada yang pakai rumus logika. Rumus cepat dan rumus pencarian yang panjang. 

Namun hasilnya tetap sama. Kereen. Yah Si Pori memang jadi idola karena pintar matematika.

Bapak Marshal memberi intruksi. "Bagi yang tidak siap mengumpulkan sore ini maka bisa tolong letakkan besok pagi di atas meja saya di kantor majelis guru, pukul 7.00 teng. Jika terlambat maka denda 5 ribu rupiah!"

Kami serentak mengiyakannya. Kejamkah Bapak Marshal? Tidak, Bapak Marshal adalah guru yang tegas dan patut ditiru dan digugu. Ini adalah komitmen. Komitmen agar kami berjuang dan belajar memahami Matematika lebih keras.

Hari berlalu. Tangan kami berpacu. Pr Matematika numpuk di meja pak Guru. Pukul 7 teng, sesuai perjanjian. Lewat jam tersebut. Uang saja 5 ribu rupiah sebagai pengganti tugas.

Ketika mata pelajaran matematika di kelas, bapak Marshal mengembalikan hasil tugas kami. Ada yang memperoleh nilai bagus, ada yang memperoleh nilai rendah. 

Ada yang memperoleh nilai kosong alias "godok". Zero!,, haha.. Bapak Marshal memberi embel-embel "Godok angek-angek, godok kantang isi karambia gulo, atau isi kacang padi!"

Tidak lupa juga bapak Marshal memberi informasi nama-nama orang yang kena denda.

Waktu terus berlalu. Time flies away. Pr Matematika menemani hari-hari kami. Denda 5 ribu membayangi langkah kami, menjadi hantu di gelap malam.

Di ujung bulan mendekati ujian semester, bapak Marshal masuk ke kelas kami. Sambil membawa bungkusan besar. Beliau meletakkan bungkusan tersebut di atas meja.

Kami datang menghampiri dan bertanya " apa itu pak?".. ini kue untuk ananda, silakan dimakan.." kami senang luar biasa. 

Satu persatu mengambil potongan kue dan memakannya.

Lalu kami lihat bapak Marshal senyum-senyum dikulum.

Teman kami bertanya mencari tahu. Bapak Marshal berkata "gimana enak kuenya?,, ini adalah kue kebodohan,, "bapak belikan dari uang denda Pr yang terkumpul.. selamat menikmati kue kebodohan" Bapak Marshal beranjak keluar dari kelas kami.

Jiaahh... kami terkejut. Jadilah kami memakan kue kebodohan kami sendiri.

Sekian cerita masa SMA ada Pr Matematika :)

Terima kasih sudah membaca, salam takzim saya
Rose Marz.

Jum'at Mubarrak, 4 November 2022, 12:54pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun