Pensiun di usia muda atau tua? pastikan kita pensiunan yang bahagia,,
Pensiun
Memahami kata-kata pensiun dari pandangan kacamata saya adalah masa senang-senang. Tidak ada beban dan tanggung jawab lagi yang akan dipenuhi, tidak ada pekerjaan.Â
Waktu yang bersisa tinggal hanya untuk plesir plesir kemana suka, makan -- tidur, makan -- tidur, dikelilingi anak cucu menantu.
Pengen belanja, tinggal gesek dan tarik. Kalau mama saya mengartikan masa pensiun adalah masa lebih dekat ke Surau, dalam istilah lain, lebih banyak waktu beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
"Hah, enaknya masa-masa pensiun!
Pameo pensiun
Ada semancam pameo saya dengar, kira-kira seperti ini bunyinya:
"kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga"
Wah kata-kata ini siapa yang buat ya, ide siapa? Kalau orang Minang mengatakan ini kata-kata " sakalamak paruik" mau yang enak enak saja. Â Bersyukur sekali jika kita hidup bisa berada pada posisi seperti gambaran di dalam kata-kata tersebut.
Mungkin kata-kata pameo di atas bisa kita gubah menjadi:
"Kecil belajar, muda bekerja, tua kaya raya, mati masuk surga"Â
begitulah kira-kira sebaiknya  ya pembaca yang budiman :)
Kiat menghadapi pensiun
Jika sudah punya pandangan dini tentang pensiun seperti itu, maka bisa dipastikan pada usia muda harusnya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan menghasilkan cuan. Berusaha dari pagi sampai petang, jika ada peluang maka melompatlah lebih tinggi.Â
Untuk seorang pelajar, maka belajarlah lebih giat, jangan sampai mensia-siakan masa muda dengan hal-hal yang mubazir.Â
Karena kita tidak tahu umur berapa kita bisa pensiun, makna pensiun di sini dalam artian tidak punya tanggung jawab atau pekerjaan, hanya tinggal menikmati hidup dan bebas kemana-mana.
Jadi sebenarnya umur berapa kita harus pensiun adalah kita yang bisa menentukan dari sekarang. Seperti layaknya kita membuat target bahwa ketika memasuki usia 55 tahun kita hendaknya sudah pensiun.Â
Atau malah kita tidak ingin pensiun sama sekali.
Mau pensiun atau tidak ingin pensiun adalah keinginan dan pilihan masing masing individu. Tentu berangkat dari alasan yang ada pada individu itu sendiri.
Masa produktif
Ketika kita sedang getol bekerja, maka waktu yang tersedia 24 jam lamanya ini tidaklah cukup rasanya. Terkadang kita menolak untuk tidur karena ingin segera menyelesaikan pekerjaan yang sedang kita garap.
Namun, dalam Al-Quran, kitab suci Umat Islam, telah dijelaskan di dalamnya melalui firman Allah SWT "Bahwa diciptakan siang dan malam agar kita bisa bersyukur dan menempatkan diri dengan sebaik-baiknya sebagai hamba Tuhan, siang untuk bekerja dan malam untuk beristirahat".
Maka sebagai bentuk pengamalannya manfaatkan waktu siang, mulai dari pagi hingga petang untuk bekerja, jika sudah malam maka beristirahatlah.
Pensiunan gagal
Seperti istilah pepatah Minang di bawah ini yang sering dipakai sebagai perumpamaan orang yang telah gagal mengisi masa mudanya sehingga dimasa tua tidak bisa pensiun dan menikmati hari tua dengan baik.
"pagi baleha-leha"
"sanjo takaja-kaja"
(pagi hari: masa muda dipakai untuk bersantai)
(sanjo/senja hari: masa tua tergesa-gesa/baru terpikir untuk berusaha dan mencari uang)
Pensiunan produktif
Dewasa ini orang menyikapi masa pensiun mereka berbeda-beda. Sebutlah salah seorang ibu guru yang sudah memasuki masa pensiun alias unjob, namun masih ingin bekerja mengajar seperti biasa. Alasannya untuk kesehatan.
Karena terindikasi si Ibu tadi yang sudah pensiun bingung mau mengapa di rumah, karena anak-anak sudah besar dan mandiri. Cucu-cucu juga sudah punya kegiatan sendiri-sendiri. Dikhawatirkan si Ibu mager saja di rumah.Â
Maka sebaiknya ibu tadi masih mempunyai kegiatan sehingga ada alasan membuat beliau tetap bergerak dan tetap berfikir.
Berhubung si Ibu memiliki hubungan yang baik dengan kepala sekolah, si Ibu masih bisa mengajar namun tentu beban kerja disesuaikan dengan kondisi si Ibu.
Satu dari sekian hal yang menentukan bisa bahagia di masa pensiun adalah usaha di masa muda. Jika masa muda sudah diisi dengan bekerja keras dan membuat manfaat untuk banyak orang, maka masa tua pasti berlalu dengan indah.
Kenapa demikian, karena masa tua adalah masa menikmati bonus kerja keras di masa muda. Sebaliknya, jika masa muda tidak diisi dengan kerja keras, tentu tidak ada bonus yang kita panen di masa tua, sehingga mengakibatkan masa pensiun kita semakin lebih pendek untuk dinikmati.
Kembali ke rumus yang pertama seorang pekerja keras yang giat bekerja pasti tidak merasa cukup berusaha dalam waktu 24 jam. Pasti ingin bekerja terus meski kadang badan sudah minta di istirahatkan.
Nah di sinilah pemuda zaman sekarang belajar bagaimana menghasilkan di usia produktif dan lanjut pada masa non produktif. Di sinilah kita mengenal bagaimana menghasilkan income passive meski kita sudah tidak bekerja atau sudah memasuki masa pensiun.
Namun jika si pensioner seorang pekerja keras, maka tentu tetap tidak mengenal kata pensiun di kamus hidupnya. Sekalipun beliau sedang menjalani masa pensiunnya, otak dan bakat yang ada pada diri tentu terus bekerja, dan income active terus masuk tanpa hentinya.
Ada seorang bapak yang sudah pensiun dari tempat bekerja, namun karena kerja keras beliau di masa produktif maka beliau berhasil membangun sebuah yayasan sekolah.Â
Ketika beliau sudah dilepas masa pengabdian oleh pemerintah, maka beliau langsung menjabat jadi kepala sekolah di yayasan tersebut. Masa pensiunan diisi dengan hal yang bermanfaat dan menghasilkan manfaat. Itu luar biasa!
Dana tabungan pensiunan
Banyaknya dana tabungan untuk menikmati masa pensiun adalah tergantung bagaimana pensioner menjalani dan memenuhi kebutuhan hidup masing-masing.Â
Ada pensioner yang boros dan hobby jalan-jalan atau homestay ke luar negeri, tentu tidak sedikit biaya yang akan dihabiskan. Maka tentu harus banyak pula tabungan. Jika usaha masa muda mencapai kejayaan, maka hal ini pasti bisa jadi solusi. Namun jika tidak, tentu si pensioner harus menekan keinginan tersebut.
Ada pensioner yang ingin menikmati masa pensiun dengan damai tanpa hiruk pikuk keduniawian, maka uang pensiunan bulanan pastilah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pembeli beras, sabun dan makanan.
Masa pensiunan adalah masa suka cita, masa-masa bersyukur kepada Sang Pencipta yang telah memberi waktu yang panjang sampai akhirnya kita memasuki masa pensiun. Masa bagaimana kita merefleksikan kembali kehidupan yang telah dijalani, merefleksi masa muda yang telah dilewati, serta membagikan pengalaman hidup yang berharga, masa-masa produktif, masa-masa berjaya di waktu muda kepada anak dan cucu.
Bagaimana cara terbaik dalam berbagi pengalaman tersebut?Â
Menurut saya pribadi salah satunya dengan menuliskan kembali perjalanan hidup yang telah dilalui dari masa ke masa. Itu merupakan catatan pengalaman hidup yang berharga, dan bernilai sumbangsih untuk rekaman peristiwa kehidupan masa lalu.Â
Catatan hidup yang menjadi dokumentasi dan motivasi untuk keturunan kita di masa depan.
Menulis adalah pekerjaan yang cocok untuk pensiuner
Menulis pengalaman hidupnya dimana? Menulis di media cetak atau kompasiana adalah platform yang direkomendasikan.Â
Karena pada platform kompasiana tidak hanya tempat sekadar berbagi pengalaman hidup, namun ada reward untuk siapa saja yang mau menulis dan terus menulis.Â
Jika pensioner punya sebidang tanah di pekarangan yang bisa digarap, maka sembari menulis, pensioner juga bisa bercocok tanam dan membagikan keseharian pensioner dalam menggarap kebun tersebut.Â
Kebunnya menghasilkan dan berbuah lebat? maka seorang pensioner bisa menjualnya dan memasak masakan kesukaan serta berbagi di media sosial.
Pensiunan bahagia
Pensioner itu adalah seorang yang bahagia. Bahagia menikmati sinar matahari senja dan merasakan bagaimana sinar tersebut meredup pelan-pelan sebelum benar-benar hilang di balik fatamorgana.
Terima kasih sudah membaca
Salam takzim saya
Rose Marz
Minggu sore berawan, 11 September 2022, 16:15pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H