Mohon tunggu...
Rose Marz
Rose Marz Mohon Tunggu... Tutor - Unlimited Love Edition :) Kesederhanaan dalam Kebersamaan Itu Penting Bacalah, Menulislah, Bacalah, Tuliskan, maka itu akan mengantarkan ke depan pintu-pintu gerbang kebahagiaan hidup sepanjang hayat

Alumni SMAN 7 Padang Alumni FBBS UNP Guru Motivator Literasi 2021 Guru Penggerak 2023 Pld (Penggerak Literasi Daerah) 2024 Kota Padang Keep Writing On ;)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

BBM Naik, Peperangan antara Rakyat Jelata Semakin Sengit!

11 September 2022   17:41 Diperbarui: 21 Oktober 2022   11:51 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya motor saya ngelendot di pertamina dekat Kayu Kalek. Saya biasa mengisi minyak di sini sore sepulang dari bekerja. Mungkin ada petugas yang mengingat motor atau wajah saya. Tapi kali ini saya tidak merasa petugas yang sedang bekerja adalah petugas yang pernah mengisi minyak motor saya sebelum-belumnya. 

Maka saya menunggu giliran. Saya melirik motor depan saya, meterannya terhenti di angka 30.200, si pembeli menyerahkan uang 50ribuan, si petugas menyerahkan kembalian sebanyak 20ribu lagi. Giliran motor saya sekarang, maka saya meminta, “tolong isi penuh” (biasa saya selalu isi penuh, kecuali kalau uang hanya tinggal 10rb di tas, maka saya minta tolong isi 10rb). 

Setelah beberapa saat, saya bilang sudah penuh, karena minyak akan melimpah jika diteruskan, kebetulan meteran di board pengisian itu menunjukkan angka 33.200, tapi pada saat itu si petugas bilang, jadi lanjutkan ke 34 aj ya kak?,,” nah,, sudah penuh, nanti melimpah kan terbuang juga, bukannya 33rb saja?” jawab saya. 

Si petugas memberengut. Saya juga balas merengut. Terpikir kenapa motor sebelumnya tidak potong jadi 31rb juga? Saya menyodorkan uang kertas 50rb. 

Si petugas menerima uang terus berkata ”lain kali beli dengan harga genap”. Saya berteriak ”ya sudah potong saja uangnya jadi 34ribu”. Kesal. 

Heran saya petugas kenapa sekarang marah kalau ada kelebihan minyak harga 200rupiah ingin digenapkan dan potong uang menjadi 1000an. Padahal juga minyak bukan minyak dia. 

Ini efek harga bbm naik. Semua sakit karena harga BBM naik. Saya yang biasa ikhlas tidak ada kembalian jadi digenapkan sekarang terasa begitu mahal, terasa begitu rugi 200perak lompat jadi 1000an.

Kalangan atas mungkin tidak terlalu peduli atau merasa sulit, mau naik 2000- 5000 masih it’s okay aja!.. but untuk rakyat jelata, uang seribu itu sulit sekali mendapatkannya!

Terima kasih sudah membaca
Salam takzim saya
Rose Marz

Minggu tengah hari, 11 September 2022, 12:01pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun