Mohon tunggu...
Rose Marz
Rose Marz Mohon Tunggu... Tutor - Unlimited Love Edition :) Kesederhanaan dalam Kebersamaan Itu Penting Bacalah, Menulislah, Bacalah, Tuliskan, maka itu akan mengantarkan ke depan pintu-pintu gerbang kebahagiaan hidup sepanjang hayat

Alumni SMAN 7 Padang Alumni FBBS UNP Guru Motivator Literasi 2021 Guru Penggerak 2023 Pld (Penggerak Literasi Daerah) 2024 Kota Padang Keep Writing On ;)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

BBM Naik, Peperangan antara Rakyat Jelata Semakin Sengit!

11 September 2022   17:41 Diperbarui: 21 Oktober 2022   11:51 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau harga ecer diluar yang orang jual di kios-kios pertamini kalau harganya lebih mahal dari harga yang ditetapkan pemerintah, itu masuk akal.

Yang sudah kita ketahui selama ini, ketika harga bensin dulu 6500 rupiah, maka di kios eceran mereka jual 10.000 rupiah. Sedangkan untuk pertalite di pertamina waktu itu 7.650 maka mereka  jual ecer juga 11.000 dan untuk pertamax 12.000. serta pertamax turbo 15 000. 

Nah itu adalah harga ecer sebelum harga BBM Naik. Kebayangkan gimana harga BBM sekarang di kios eceran? Berapa puluh ribu lagi mereka naikkan?

Nasib rakyat jelata

Saya tercenung mengingat kakak saya yang tinggal nun jauh dari perkotaan. Di tempat beliau station BBM Pemerintah  sangat jauh jaraknya. Mungkin ada skitar 35 kilometeran lebih baru bertemu pertamina atau station BBM resmi. 

Jadi si kakak adalah pelanggan kios ecer minyak.

Dimana di saat orang masih bisa menikmati bensin harga 6400 rupiah si kakak harga minyaknya sudah 10000rupiah. Ya karena tidak bisa membeli minyak yang jauh di pertamina dengan harga pemerintah, tentu membeli minyak di kios eceran. Kalau beli ke pertamina ya itu jarak tempuh saja juga sudah menghabiskan sekian liter minyak pula.

Di sekitar tempat tinggal si kakak mayoritas petani, dan pengupah jasa  kebun pohon kelapa sawit. Terbayang betapa banyak bensin yang habis untuk melansir buah dan pergi ke kebun yang berkilo meter jarak dari rumah dengan kondisi jalan PT, menanjak dan area perbukitan..?

Dulu sewaktu masih belum naik BBM dan bahan pangan kehidupan di sana sudah sedemikian susah. Masyarakat kelas bawah mengalami kesulitan ekonomi dan keterbatasan fasilitas pelayanan akibat pembangunan yang tidak merata.

Lalu sekarang? Bbm naik lagi. Kehidupan miris dan wajah-wajah sakit semakin bermunculan. Yang miskin semakin miskin, yang hidup dipelosok semakin tersudut. 

Bantuan pemerintah? Subsidi pakai aplikasi?,, tidak tahukah pemerintah bahwa untuk mengkases aplikasi itu saja mereka tidak punya, tidak bisa. Pengaruh geografis tempat tinggal mereka yang pemerataan listrik tidak sempurna, pemakaian bergilir, mati lampu mati sinyal, belum lagi bantuan pemerintah yang tidak tepat sasarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun