Namun mengingat kesehatan, maka Ibu memasak mienya dengan durasi 2 minggu atau lebih, tak jarang sekali sebulan saja, maka itulah akhirnya para ponakan berpendapat ini jenis makanan mahal, buktinya Ibu masak begitu jarang, mereka hanya bisa makan makanan tersebut tidak boleh sering-sering, atau hanya boleh sekali dalam sebulan.
Sudah begitu sang Ibu terus menyelipkan kata-kata, “ini makanan tidak baik untuk kesehatan, karena ada bumbu penyedapnya, ada monosodium glutamatnya, kalau sering makan mie bisa kecanduan, sakit bla,,bla”
Makanan pemicu kanker versi Bapak Mahyuddin
Nama teman saya Bapak Mahyuddin, beliau seorang guru bahasa Indonesia. Pernah suatu kesempatan dalam pidato beliau ketika menjadi pembina upacara bendera di sekolah pada senin pagi, menyampaikan bahwasanya, makanan yang bersifat mie-miean tidak bagus untuk dikosumsi oleh anak sekolah. Pelajar membutuhkan makanan yang sehat dan tinggi kalori serta protein.
Makan mie tidak memenuhi kadar kesehatan karena mengandung bahan penyedap dan pengawet. Seterusnya bapak tersebut menyampaikan bahwa mie sangat sulit dicerna oleh usus.
Terlalu sering mengkosumsi mie, maka sistem perncernaan dan metabolisme kita terganggu. Bisa menderita usus buntu dan kanker kronis. Bagaimana saran dari dokter, benarkah demikian?
Si Dito adik teman saya yang duduk di kelas 12 SMA malah bilang dia tidak suka mie, dia tidak mau makan mie. Alasannya? Dia tidak bisa tahan nafsu jika makan mie, sekali makan mie, maka pikirannya mau makan mie terus. Jadi lebih baik tidak makan sama sekali. Yakin tuch? Alamak..
Makanan pembuat mandul versi Aunty
Ada seorang sepupu yang baru menikah, makan di meja makan bersama tante-tantenya. Saya nguping di balik pintu. Si tante memberi wejangan untuk si pengantin tersebut “nah kamu kalau pengen cepat punya anak, moh jangan makan mie. Kalau makan mie bisa mandul..” astaghfirulahh,,