Mohon tunggu...
Rosnendya Yudha Wiguna
Rosnendya Yudha Wiguna Mohon Tunggu... Jurnalis - bangunlah jiwanya bangunlah raganya

::: Purely Indonesian - SPORT Lover- Healthy Live - juga Pegiat LONTAR NUSANTARA ::: Ketib Cendana Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat :::

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

RAMADHAN SERTA DIMENSI "DIRI" & "GUSTI"

23 Maret 2024   21:33 Diperbarui: 25 Maret 2024   22:22 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Ramadhan, ada beberapa dimensi "Diri" & "Gusti" yang bisa kita jalani. 

Yang pertama adalah "Manut Gusti" (dimensi kepatuhan). Menurut pada aturan-Nya untuk menjalankan Puasa dan berbagai ibadah lainnya. 

Yang kedua yaitu "Nunut Gusti" (dimensi pengorbanan/persembahan). Apa pun yang kita lakukan semata-mata kita persembahkan pada Illahi. Inna sholati wa nusuki, wa ma yahya wa mamati lillahiRabbil alamin. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku seluruhnya aku persembahkan untuk Tuhan Rabb semesta Alam. 

Sedangkan yang ketiga adalah dimensi "KETUT GUSTI" (Ikut Illahi/dimensi keturutsertaan pada jalan-Nya). Jalan Allah memerintahkan ber-puasa adalah untuk melatih manusia untuk mencegah dirinya dari nafsu yang berlebihan di berbagai bidang (preventif). Jalan Allah memerintahkan ber-puasa adalah jalan perawatan (preservatif) agar jasad tubuh manusia bisa  terpelihara dengan baik. Semua organ tubuh banyak beristirahat di kala Ramadhan. 

Jalan Allah menghendaki manusia berpuasa adalah sebagai sarana pensucian jiwa dan raga (purifikatif) . Karena Allah berkehendak manusia hidup selamat bahagia di dunia, di alam qubur dan juga di akhirat. 

Sungguh indah Dimensi "Diri" dan "Gusti". Yakni dimensi manusia dan Illahi. Semakin menambah keyakinan kita bahwa Allah SWT sangat mencintai manusia-manusia yang diciptakannya di bumi ini. Mari Manut, Nunut supaya Ketut. Artinya, mari menurut pada Allah (taat), Persembahkan semuanya untuk Allah (ikhlas) agar Allah berkenan kita bisa terbawa di Jalan-Nya. 

: : Rosnendya Yudha Wiguna

- Divisi Arsip Kelompok Studi LONTAR NUSANTARA

- Ketib Cendana Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun