Di lorong kumuh ini aku lahirÂ
Lorong yang selalu ku pijak dan ku lewati bertahun-tahun
Ayah mencari nafkah sebagai penjaga malam di perusahaan orang kaya pada masanya
Bunda mengais rejeki berjualan nasi di malam hari menyediakan pengobat lapar penduduk nya
Lorong yang tak pernah tidur
Di sana terkubur jejak kaki Ayah Bunda
Yang selalu terjaga di malam hari di saat orang lain di buai mimpi
Banyak kisah terukir di sepanjang lorong yang telah memberiku kehidupan
Sekian lama aku tinggalkanÂ
Hari ini aku berdiri di sini
Walau banyak berubah
Namun jejak sepasang kaki ayah bunda masih membekas terkubur ribuan mil di sini
Masih terbayang sepasang mata tua yang tak pernah tidur dalam gelapnya malam
Berjuang melawan kantuk dan dinginnya malam demi sesuap nasi
Kini di sini tak ada lagi tujuanku
Harapanku ada di sana
Di tempat asing yang tak pernah ada jejak kaki ayah bunda
Lorong kehidupanku ini
Kini hanya tinggal kenangan
Jadi legenda dalam sejarah hidupku
Selamat tinggal lorong kehidupanku
Terimakasih karena engkau sudah megukir jejak kaki Ayah Bunda di kedalamanmu
Aku harus berlalu
Karena tempatku bukan lagi di sini
Namun kemanapun kaki ku melangkah engkau tetap Lorong Kehidupanku
Tak akan terlupakan selalu ku kenang dan ku rindukan
Roswita, Cirebon 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI