Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Kebangkitan Pikiran, Spirit, dan Akhlak Dimulai Hari Ini

21 Mei 2020   00:04 Diperbarui: 21 Mei 2020   00:04 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hari Kebangkitan Nasional"  adalah event berharga bagi seluruh rakyat Indonesia agar hari ini kita semua  merenungkan kembali niat mulia para pendahulu negeri yang kala itu  berjuang penuh derita  dengan salah satu harapan dan cita -- citanya agar bangsa ini  tegak utuh tidak terkoyak -- koyak dan mampu  mencerdaskan bangsa.

Kita semua meyakini bahwa 20 Mei menjadi tonggak sejarah Indonesia merintis agar rakyatnya bebas dari kebodohan, kemiskinan dan tidak lagi  ada dibawah penjajahan yang selalu menghina -- hina tanpa ada rasa penghargaan ( ini akibat sering nonton film perjuangan yang jadul, agak lebay       juga !).

Kebangkitan nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan,   kesatuan dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan Negaranya. ... Indonesia:

Kebangkitan Nasional Indonesia dimulai tahun 1908 dengan berdirinya Budi Utomo, 

dan berakhir saat  kemerdekaan Indonesia tahun 1945.

Tentu saja gerakan Budi Utomo menjadi salah satu inspirasi negeri ini bertekad bulat untuk merdeka, mengecam penjajahan di negeri manapun.  Karena menjadi negeri terjajah harga diri kita sebagai manusia tercampakkan.

Kebangkitan Fikiran

Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara mengatakan Soekarno yang berinisiatif  agar tanggal berdiri Boedi Oetomo 

diperingati secara Nasional.  info dari sini

Terlepas Ki Hajar Dewantara adalah beliau Pahlawan Pendidikan Nasional,  tentu saja bahwa kita sebuah negeri yang merdeka bebas dari penjajahan yang bentuknya kita tahu semua adalah tentara Jepang, tentara Inggris dan tentara Belanda yang menjajah Indonesia sekitar 300 tahun lamanya. Bukan waktu yang sebentar.

Kebebasan berfikir bagi penulis khususnya para pemimpin yang gemar korupsi uang rakyat,  tentu kami pingin pemimpin yang membebaskan fikirannya dari keinginan menumpuk dan menguasai harta milik negara yang notabene itu adalah milik rakyat.

Kita semua rakyat Indonesia di lapisan bawah, menengah dan lapisan teratas sekalipun mengecam semua fihak yang melakukan kecurangan dalam bentuk apapun,  kita itu sebagai rakyat kecil sudah kenyang menyaksikan pagelaran pejabat - pejabat yang korup dalam berbagai bentuk,  pemberitaan media tidak pernah sepi dari berita para koruptor.  

Geram itu keinginannya mereka dihukum seberat - beratnya sehingga mereka kapok dan tidak ada yang mencontek akhlak yang memuakkan.

Memang tidaklah mudah menanamkan difikiran seseorang agar berbuat jujur dan lurus,  menurut pendapat penulis mereka harus dibina sejak usia balita dalam pengawasan orang - orang shaleh.  Minimalnya mondok,  dengan seleksi yang standar aqidah teruji.  Fikirannya penting diberi pencerahan yang mendalam.  

Kebangkitan Spirit

Semangat bersatu dan saling toleransi.  Bahwa bangsa ini terasanya terkoyak - koyak yang penulis rasakan adalah saat pemilihan presiden dan wakil presiden, persaingan tajam antar kontestan menimbulkan gejolak yang cukup signifikan,  baik di media diginal maupun di dunia nyata.  

Spiritualitas kita itu gersang shalat lima waktu hanya simbol tidak menukik ke alam realitas,  ibadah haji kita juga di pertanyakan karena ternyata di dunia nyata saat pesta demokrasi Bapak dan Ibu Haji tidak sungkan caci - maki fitnah nyata itu sangat mengerikan.

Lebih baik diam menjadi senjata pamungkas bagi kita untuk tidak membuka konfrontasi.

Mengasah spiritual bangsa ini bisa saja merujuk pada sejarah Nabi Muhammad Saw membina kaum kafir Mekkah selama 13 tahun itu pembinaan aqidah Illahiyah. Allah itu ada dan nyata.

al Quran menjadi sumber rujukan yang utama,  di mana ini bisa di lakukan, ya tanggung jawab negara.  Apakah mau di masukkan dalam kurikulum sekolah,  apakah mau menjadi keputusan presiden atau apa bagaimana musti difikirkan oleh orang - orang yang kompeten di negeri ini. . . berlimpah para cerdik pandai.

yang pasti paling sulit adalah aspek kesepakatan.

Kita butuh pemimpin spiritual yang beneran di terima oleh semua fihak.

Kebangkitan Akhlak

Masyarakat Madinah sebagian besarnya dibina Rasulullah selama lebih kurang 13 tahun di Mekkah,  dan pembinaan akhlak  10 tahun di Madinah.  Sepertinya mudah membangun masyarakat yang berakhlak jika meninjau sejarah Rasulullah.  Mungkin kelemahan bangsa ini adalah pendidikan yang dirancang belum fokus untuk membangun Akhlak, masih tercerai berai tidak jelas ujung pangkalnya.

Akan tetapi ikhtiar secara personal, secara skala keluarga demi keluarga ada upaya - upaya yang terus dilakukan oleh semua fihak menuju pembentukkan akhlak,  namum tampaknya masih seperti potongan - potonga puzzle yang harus diikhtiarkan agar kedepan pendidikan akhlak itu berkesinambungan sejak pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Membicararkan tentang Kebangkitan Fikiran,  Kebangkitan spiritual dan kebangkitan akhlak Kita cancel sejenak,  jeda sementara waktu 

karena "Lebaran Sebentar Lagi".

Alhamdulillah . . .

salah satu rujukan

Rabu 20 Mei 2020 M  /   Kamis  28 Ramadan 1441 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun