Kita semua rakyat Indonesia di lapisan bawah, menengah dan lapisan teratas sekalipun mengecam semua fihak yang melakukan kecurangan dalam bentuk apapun, Â kita itu sebagai rakyat kecil sudah kenyang menyaksikan pagelaran pejabat - pejabat yang korup dalam berbagai bentuk, Â pemberitaan media tidak pernah sepi dari berita para koruptor. Â
Geram itu keinginannya mereka dihukum seberat - beratnya sehingga mereka kapok dan tidak ada yang mencontek akhlak yang memuakkan.
Memang tidaklah mudah menanamkan difikiran seseorang agar berbuat jujur dan lurus, Â menurut pendapat penulis mereka harus dibina sejak usia balita dalam pengawasan orang - orang shaleh. Â Minimalnya mondok, Â dengan seleksi yang standar aqidah teruji. Â Fikirannya penting diberi pencerahan yang mendalam. Â
Kebangkitan Spirit
Semangat bersatu dan saling toleransi. Â Bahwa bangsa ini terasanya terkoyak - koyak yang penulis rasakan adalah saat pemilihan presiden dan wakil presiden, persaingan tajam antar kontestan menimbulkan gejolak yang cukup signifikan, Â baik di media diginal maupun di dunia nyata. Â
Spiritualitas kita itu gersang shalat lima waktu hanya simbol tidak menukik ke alam realitas, Â ibadah haji kita juga di pertanyakan karena ternyata di dunia nyata saat pesta demokrasi Bapak dan Ibu Haji tidak sungkan caci - maki fitnah nyata itu sangat mengerikan.
Lebih baik diam menjadi senjata pamungkas bagi kita untuk tidak membuka konfrontasi.
Mengasah spiritual bangsa ini bisa saja merujuk pada sejarah Nabi Muhammad Saw membina kaum kafir Mekkah selama 13 tahun itu pembinaan aqidah Illahiyah. Allah itu ada dan nyata.
al Quran menjadi sumber rujukan yang utama, Â di mana ini bisa di lakukan, ya tanggung jawab negara. Â Apakah mau di masukkan dalam kurikulum sekolah, Â apakah mau menjadi keputusan presiden atau apa bagaimana musti difikirkan oleh orang - orang yang kompeten di negeri ini. . . berlimpah para cerdik pandai.
yang pasti paling sulit adalah aspek kesepakatan.
Kita butuh pemimpin spiritual yang beneran di terima oleh semua fihak.