Humor adalah salah satu cara mengkompensasi perasaan dan kondisi seseorang atau kelompok bisa juga keluarga saat keadaan kurang bersahabat; bahkan bisa saja humor menjadi landasan kekuatan seseorang dan memudahkan untuk bernegosiasi ketika seseorang akan membuat keputusan ataupun kebijakan pada satu lembaga bahkan mungkin saja sebuah perusahaan besar.
Tujuan dari humor minimalnya mencairkan keadaan yang terasa kaku dengan orang – orang di sekitarnya yang memiliki banyak beban di fikiran mereka sehingga, jika ada satu saja dalam kelompoknya bersifat humoris biasanya akan meringankan situasi psichologys seseorang yang terasa berat.
Generasi penulis jaman ’90 (jika tidak keliru ingatan) sempat terbit buku sangat berbeda yaitu bergenre humor Mati Ketawa Ala Rusia, sang penulis mensikapi pemimpin – pemimpin Rusia ketika itu yang bersifat sangat refresif dengan candaan – candaan yang menggelitik akan tetapi mengena dalam konteks kritik social, si pembaca diajak tertawa dan mentertawakan realitas social yang sangat menyedihkan.
Bahkan seorang Nabi Agung Muhammad Saw, pernah dan sempat melakukan pembicaraan yang intinya “ngaheureuyan” seorang perempuan tua.
Rasulullah katakan bahwa :
“Ibu . . . di Surga itu tidak akan ditemukan perempuan tua setua Sampeyan”
Tentu saja sang Ibu sepuh merasa sedih bukan kepalang karena harapannya ketika wafat dikehidupannya yang abadi itu dapat kebahagiaaan masuk surga.
Sang Ibu sepuh menangis karena dianggapnya Rasulullah Saw serius, memang beliau serius.
Akan tetapi pada akhirnya Nabi Saw, menerangkan “Setua apapun Ibu kelak atas kekuasaan Allah dan kehendak – Nya kaum perempuan tua akan dimudakan oleh Sang Pencipta”.
Adakah manfaat humor bagi kehidupan kita? Berdasarkan sedikit penelusuran penulis, ada efek positif bagi seseorang yang bersifat humoris, diantaranya :
Meningkatkan kreatifitas
Bersikap atau memiliki sifat menjadi pelucu itu tidak mudah butuh sedikit atau banyak kecerdasan, karena untuk menjadi lucu itu butuh kreatifitas dalaah hal berfikir, bisa saja dengan cara menjungkir balikkan realita akan tetapi kita tetap “merasa” bahagia.
Menjadi seseorang lebih kuat
Mungkin saja orang yang humoris dalam kehidupannya lebih kuat menerima kenyataan dan takdirnya dengan cara mensikapi lebih santai realitas kehidupan yang aneh dimasa kini, sehingga dalam fikiran orang yang humoris tidak dianggap seriuslah kesedihan yang dia alami misalnya seperti itu. Mungkin contohnya Gus Dur ! Mungkin lho ya jika keliru maafkanlah . . . .
Tangguh Menghadapi Krisis
Tangguh menghadapi krisis adalah orang yang ‘nrimo’ apapun yang dikehendaki Gusti Allah, seorang humoris mungkin saja dalam persepsinya menderita dan bahagia itu tidak ada bedanya.
Ketika seorang kaya raya tidur dan bandingkan dengan seorang miskin pakai banget tidur juga, sama – sama meremkan secara realitas dalam kemeremannya mereka sama saja, kemudian nyawanya berjalan – jalan sesuai ketentuan Allah yakin Allah tidak akan memandang dari perbedaan kepemilikan materi.
Paling tidak orang humoris lebih santai mensikapi kenyataan sepahit apapun juga.
Oiya . . . penulis memperoleh video keren, lucu dan hangat karena ini realitas Ibu – ibu komplek sebelah yang sudah bosan dan kesal work from home, lucuu, super cuma jika kita menangkap dibalik batin para ibu ini kasihan amphun.
Hatur nuhun Mas Rahab Ganendra yang berkenan berkirim video ini,
Wassalam sehat semua.
sumber video dari Mas Rahab Ganendra Kompasianer Admin KPK, WAG Pakari – Paguyuban Keluarga Wonogiri.
Ciburial Bandung.
Selasa, 12 Mei 2020 M / Rabu, 20 Ramadan 1441H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H