Ada enam puteri Bunda yang lainnya dengan binatang – binatang kecil inipun kadang takut juga jijik, khususnya Bunda.
Atas keberanian salah satu anak perempuan ini, terkadang Bunda heran dan mengingat – ingat apa saja yang Bunda lakukan selama Didi dalam kandungan. Tentu saja sudah lupa dan Kami berdua Ayah juga Bundanya sering heran mengamati tingkah laku puteri yang berkulit berbeda dengan semua saudaranya dia agak gelap atau tepatnya sawo matang.
Untuk masalah kulit dalam keluarga kami sepertinya Didi mendekati kulit Kakanya Dzulfikar Al Ala, yang berperan banyak mendorong keluarga agar latihan menulis via Kompasiana.
Selama mengembara di Malang bersyukur Didi tinggal bersama Ibu Ridwan dan Ibu Tarigan, kedua Ibu yang shalehah ini adalah mukimin sehingga sejak awal kuliah di Universitas Negeri Malang, Bunda sangat mempercayai keduanya. Alhamdulillah Didi patuh pada keinginan orang tua demi keselamatan dan kehormatan keluarga.
Hidup Prihatin di Perantauan
Prihatin, adalah kata kunci kesuksesan perempuan pemberani keturunan Ayah berasal dari Madura dan Bundanya dari Selayar ( Sulawesi – Selatan ). Makan dan minum sedemikian sederhana demikian tampilan super seadanya.
Bunda dengan Ayah memang keadaannya tidak berlebihan berjuang “jumpalitan” agar putera dan puteri bisa masuk perguruan tinggi saja suatu anugerah yang berlimpah mohon pada Gusti Allah kemudahan dan keringanan pembiayaan.
Alhamdulillah pada akhirnyapun Didi memperoleh bea siswa dari UNJ atas bantuan seseorang yang bermurah hati mengurus segala sesuatu terkait administrasi hingga Ayah dan Bunda bisa sedikit bernafas lega dan sangat bersuka cita, kendati Ayah sudah tiada.
Tidak lupa Bunda haturkan terima kasih ya pada Lek Vitanya, yang dengan sabar mengurus segala hal terkait berbagai persyaratan administrasi dan selalu terus sambung shilah ar Rahim atas hubungan kekeluargaan yang indah ini.
Do’a dan do’a selalu untuk Ayah yang mencintai kalian dengan sepenuh cinta. Tidak ada lagi yang bisa Kita lakukan untuk Ayah selain berdo’a agar Allah mengampuni semua dosa – dosanya, menyayanginya dengan cara di tempatkan di Surga – Nya yang terpuji dan mulia.
Dokpri
Tidak Pernah Mengeluh
Apapun kesulitan hidup dan kehidupan selama di perantauan sebagai salah seorang mahasiswi yatim, plus berbagai ketebatasan Didi sama sekali tidak pernah mengeluh. Apakah lewat tilpon, kirim whatsapp atau berkabar lewat saudara – saudaranya berkabar lewat inbox Face Book atau DM via instaghram sama sekali tidak pernah dia lakukan.