Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Raadhiyah Mardhiyyah, Putri Ayah yang Tangguh

14 Januari 2020   07:28 Diperbarui: 14 Januari 2020   07:26 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada enam puteri Bunda yang lainnya dengan binatang – binatang kecil inipun kadang takut juga jijik,  khususnya Bunda.

Atas keberanian salah satu anak perempuan ini,   terkadang Bunda heran dan mengingat – ingat apa saja yang Bunda lakukan selama Didi dalam kandungan.  Tentu saja sudah lupa dan Kami berdua Ayah juga Bundanya sering heran mengamati tingkah laku puteri yang berkulit berbeda dengan semua saudaranya dia agak gelap atau tepatnya sawo matang.

Untuk masalah kulit  dalam keluarga kami sepertinya Didi mendekati kulit Kakanya Dzulfikar Al Ala,  yang berperan banyak mendorong keluarga agar latihan menulis via Kompasiana.

Selama mengembara di Malang bersyukur Didi tinggal bersama Ibu Ridwan dan Ibu Tarigan, kedua Ibu yang shalehah ini adalah  mukimin  sehingga  sejak awal kuliah di Universitas Negeri Malang,   Bunda sangat mempercayai keduanya. Alhamdulillah Didi patuh pada keinginan orang tua demi keselamatan dan kehormatan keluarga. 

Hidup Prihatin di Perantauan

Prihatin,   adalah kata kunci kesuksesan perempuan pemberani keturunan Ayah berasal dari Madura dan Bundanya dari Selayar ( Sulawesi – Selatan ). Makan dan minum sedemikian sederhana demikian tampilan super seadanya.

Bunda dengan Ayah memang keadaannya tidak berlebihan berjuang  “jumpalitan”  agar putera dan puteri bisa masuk perguruan tinggi saja suatu anugerah yang berlimpah mohon pada Gusti Allah kemudahan dan keringanan pembiayaan.

Alhamdulillah pada akhirnyapun Didi memperoleh bea siswa dari UNJ atas bantuan seseorang yang bermurah hati mengurus segala sesuatu terkait administrasi hingga Ayah dan Bunda bisa sedikit bernafas lega dan sangat bersuka cita, kendati Ayah sudah tiada.

Tidak lupa Bunda haturkan terima kasih ya pada Lek Vitanya,  yang dengan sabar mengurus segala hal terkait berbagai persyaratan administrasi  dan selalu   terus sambung   shilah ar Rahim     atas hubungan kekeluargaan yang indah ini.

Do’a dan do’a selalu untuk Ayah yang mencintai kalian dengan sepenuh cinta.  Tidak ada lagi yang bisa Kita lakukan untuk Ayah selain berdo’a agar Allah mengampuni semua dosa – dosanya,  menyayanginya dengan cara di tempatkan di Surga – Nya yang terpuji dan mulia.

pict : dok.pribadi
pict : dok.pribadi

Dokpri
Dokpri

Tidak Pernah Mengeluh

Apapun kesulitan hidup dan kehidupan selama di perantauan sebagai salah seorang mahasiswi yatim,  plus berbagai ketebatasan  Didi sama sekali tidak pernah mengeluh.  Apakah lewat tilpon, kirim  whatsapp  atau berkabar lewat saudara – saudaranya berkabar lewat  inbox  Face Book  atau DM via instaghram   sama sekali tidak pernah dia lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun