Ada satu masa yang telah penulis lewati yaitu rutin  berinai (memakai pemerah kuku)  dengan herbal yang bernama daun pacar kuku,  jenis tumbuhan yang konon berasal dari Afrika Timur Laut dan Asia Barat Daya ini di campur kapur sirih dan semut beberapa ekor kemudian kami tumbuk dengan perasaan riang tanpa beban dan tidak sedikitpun merasa berdosa membunuh beberapa ekor semut.
Semut menurut Aki dan Nini (Kakek dan Nenek, bhs. Sunda)  menambah efek merah yang lebih sempurna.  Rasanya memang benar apa yang dikatakan mereka berdua,  karena sempat  suatu ketika penulis  menumbuk daun pacar kuku tanpa semut juga tidak menambahkan kapur sirih dalam adonan pemerah kuku warnanya pucat kurang memuaskan.
Setelah berinai dan jika memperoleh  hasil yang memuaskan menimbulkan efek senang dan bahagia menyaksikan kuku – kuku berwarna sedemikian cerah, itu saja selain merasa tampilan lebih elok dengan warna kuku yang berubah tidak monoton tidak menghalangi dalam beribadah khususnya shalat lima waktu.
Mempercantik kuku secara tradisional di sekitar 1970 –an yang kami lakukan di wilayah Jawa – Barat  adalah bagian dari mempercantik diri bahkan jika menelusuri sejarah kebudayaan  kaum perempuan di dunia terasa cukup ekstrim juga saat kotoran buaya di gunakan secara tradisi berguna untuk menghambat proses penuaan kulit (anti aging),  hal ini menjadi kebiasaan kaum perempuan pada masyarakat Yunani kuno.
Sedangkan kaum perempuan Iran masa kuno mereka terbiasa menggunakan  darah sapi dicampur berudu dan daun pacar untuk mewarnai rambut,  prosesi mewarnai rambut ini merupakan  budaya penduduk setempat,  termasuk juga ada kebiasaan aneh  para  Geisha di Jepang masa abad pertengahan memakai kotoran burung dicampur adonan tepung beras untuk memutihkan kulit wajah.
Akan lebih menyeramkan lagi jika kita bisa menelusuri kisah placenta sebagai bahan berkhasiat  diantaranya sebagai anti aging.
Setahun yang lalu penulis sempat berjumpa dengan dr. Diana sebagai konsultan  produk dari kosmetik halal Mazaya beliau menjadi  salah seorang nara sumber yang membahas tentang pentingnya sertifikasi dan kosmetik halal bagi muslimah di Indonesia.Â
Dari dr. Diana penulis mendapat info dan pertama kali mengetahui bahwa placenta atau ari – ari bayi bisa dibuat sebagai ekstrak placenta, menyimak penjelasannya rasanya sebagai seorang yang beragama merinding mendengar penuturan tentang hal ini :
Dalam dunia digital seperti saat ini begitu mudah untuk menemukan informasi apapun termasuk bahasan tentang placenta yang tengah menjadi sorotan penulis kali ini.