Orang – orang yang belajar filsafat akan tepat menguraikan atau menafsirkan rangkaian kata – kata ini, saya terlalu awam untuk meyakini apa yang terasa dalam diri, sepertinya cukup saja secara sederhana toh jika kita tenggelam dalam cinta pada Allah akan bernilai positif dan tidak akan menyakitkan bahkan yang ada adalah menyelamatkan, meskipun hal ini beda konteks.
Halaman Tujuh Puluh Tiga
Ia menjawab, sebuah lagu dapat membangun sebentuk perasaan di dirinya. Gembira rindu sayang sendu syahdu. Ia bahkan menjaga perasaan – perasaan dengan mendengarkan lagu.
Sepanjang kehidupan memang merasakan lagu mempunyai efek yang kuat dalam membangun energi dan kekuatan spiritual, paling tidak sebagai seorang Bunda menjadi tradisi menina bobokan Malaikat kecil kami dengan bersenandung dan terbukti efeknya berhasil membuat sang bayi terlelap sebenarnya banyak juga lagu yang berdampak mengakibatkan kerusuhan yaudah ini beda konteks lagi.
Percaya dan yakin lagu akan berdampak pada pendengarnya dan bahkan menjadi kekuatan untuk membuat seseorang bahagia dan seseorang mengeluarkan air mata karena kesedihan .
Memang berbeda uraian dalam tulisan di Luka Dalam Bara selalu menjadi lebih istimewa.
Halaman Dua Puluh Dua
Entah kenapa membaca baris demi baris di halaman dua puluh dua ini teringat Buya Hamka dengan karya tulisnya : “Di Bawah Lindungan Ka’bah” membaca karya sastra saat Buya muda betapa saya merasa takjub dan kagum sangat piawai menyusun kata – kata mendeskripsikan rindu dendam dalam asmara, entahlah apakah Bara pernah menyatu dalam bacaan di Bawah Lindungan Ka’bah.
Saya sengaja tidak mengutipkannya sebarispun di halaman ini, agar pembaca bisa merasakannya disaat menggenggam buku ukuran mungil dan berwarna biru laut yang berwibawa bahkan terkesan glamour sehingga seakan jiwa kita melayang ke masa lampau di saat kita berada di musim bercinta, jika mereka yang belum mengalaminya silahkan menelusuri untaian kalimat – kalimat romantis di buku tersebut.
Halaman Dua Puluh
Inilah “Kata – kata” yang saya anggap klimaks dari novel Luka Dalam Bara, sebab :
“Malam itu gelap karena cahaya telah lenyap, kataku. Namun katamu, malam itu terang karena disaat itu ada nyala dalam fikiranmu”
Karena terangnya malam itulah Allah menganjurkan shalat tahajjud di malam terang itu doa mustajab, Rasulullah SAW bahkan mewajibkan tahajjud bagi dirinya. Sang ‘mantan’ Bara memang cerdas bahkan mungkin melewati cara berfikir orang kebanyakan jadi wajar saja jika kemudian mereka berdua sama – sama broken.