Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

10 Halaman Indah Novel Luka dalam Bara Membangunkan Masa Bercinta

3 Mei 2017   21:55 Diperbarui: 3 Mei 2017   22:36 4222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang yang kasmaran tidak sadar diri bahwa percintaan mereka penuh tantangan dan resiko, di novel – novel atau cerpen sebuah percintaan di kisah dengan variasi resiko yang berlimpah, ketika kalimat tersebut  bahwa pertemuan tidak di bebani apapun ya iyalah namanya jatuh cinta pasti pakai kalimat diplomatis,  cara berdiplomasi sang pemuda pada sang pemudi inilah kekuatan sang pecinta

#natural dan alami tentu bisa di maklumi bagi pembaca yang telah melewati masa bercinta seperti ini.

  • Halaman Delapan Puluh Tujuh

“Aku berusaha mengendalikan diri. Beberapa kali memandang ke lain.  Sorot matamu itu . . . semoga kamu tidak menangkap gelagat salah tingkahku.  Mungkin tentang satu hal ini kamu belum tahu :  kamu perempuan pertama yang mampu membuatku salah tingkah, hanya lewat tatapan.”  

Yakin saja bahwa baik pemuda atau pemudi jika mengalami perjumpaan demi perjumpaan yang keduanya tengah kasmaran,    keduanya akan salah tingkah dan ini di ungkapkan begitu rupa sehingga terasa istimewa.

Istimewa karena getaran di jiwa yang terasa memang abstrak kemudian jika kita berjumpa dengan Sang Pecipta getarannya seperti apa ?  ah ya . . . . tidak sampai kesana levelnya terlalu jauh.

Batu Nisan 'Mantan' (pict:dok.pribadi)
Batu Nisan 'Mantan' (pict:dok.pribadi)
  • Halaman Delapan Puluh Sembilan

“Bagaimana bisa kita bertemu dengan orang asing  tetapi merasa sangat akrab saat berada di dekatnya ?   pada saat itulah aku seakan memercayai reinkarnasi. Jangan – jangan, sebelum di kehidupan ini,  kita telah bertemu di kehidupan lampau”.

Bagi saya ungkapan seperti ini mungkin benar adanya.

Akan tetapi belum membaca penafsiran lebih mendetail yang lekat dalam ingatan sebelum mencapai fase alam rahim di mana kita mempelajari secara ilmiah  adanya perjumpaan sel telur (ovum) dengan sperma kemudian calon makhluk manusia ada dalam rahim ibundanya masing – masing,  sebelumnya ada  fase alam sulbi  yang diungkap dalam QS. Al – Araf (7) : 172

Ada semacam kemungkinan – kemungkinan orang yang merasa pernah berjumpa di suatu masa karena merasa nyambung dan akrab bahkan mungkin dengan suami kita yang berjodo hingga mati memisahkan dan tidak mencari pasangan lagi seusai perpisahan karena wafat atau karena sebab lain jika merujuk ke ayat al quran tersebut bisa jadi di fase alam sulbi memang kita sudah dipertemukan oleh Nya.

  • Halaman Tujuh  Puluh Delapan

“Menyelam dan tenggelam adalah dua hal yang berbeda,” kata-nya. “Aku tidak ingin tenggelam. Sebab tenggelam itu menyakitkan.  Aku ingin menyelam  “saja”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun