Penerbit : Noura (PT.Mizan Publika)
Penyunting : Teguh Afandi
Penyelaras Aksara : Nunung Wiyati
Halaman Delapan Puluh Tujuh
“Aku jatuh cinta padamu ketika mengetahui bahwa kamu adalah seorang yang senantiasa jatuh cinta pada kata – kata”
Bahwa kebiasaan penulis mencoret – coret novel meskipun masih baru ada perasaan sempurna saja jika buku penuh coretan dan garis pada kata – kata yang saya anggap penting atau menarik, memang berbeda dengan kebanyakan rekan yang rajin membaca dan menulis (blogger). Kalimat yang meluncur dari mereka rata – rata “sayang koq novel di coret – coret”
Dari 100 halaman jumlah novel Luka Dalam Bara maka dua baris awal tersebut menjadi kalimat yang pertama di coret baris bawah.
Saat membaca kata – kata tersebut tentu merasakan sensasinya bahwa seharusnya dari sejak halaman pertama kalimat ini muncul jadi memang ini tidak biasa.
Kalimatnya teramat sederhana namun seperti bernyawa kemungkinannya ini dituliskan dengan perasaan yang tulus dari seorang pemuda yang tengah kasmaran.
Dan kalimat ini tentunya terasa mewakili dari para penulis muda yang juga tengah jatuh cinta pada sesama penulis lainnya
#romantis euy . . . !
Halaman Delapan Puluh Tujuh
“Tetapi, kita tahu, cinta justru lebih sering tumbuh pada pertemuan – pertemuan yang tidak di bebani harapan apapun”.