Oreg tempe, seakan penting di bawa kemanapun kita menuju bahkan dalam pertemuan kali ini pun dia hadir dengan santun diantara ayam ingkung, telor rebus, urap sayuran dan nasi bertoping srundeng tamping harmonis indah dan menggugah selera.
- Tetenong / Tenong si Wadah Antik
Tetenong (bhs. Sunda) adalah salah satu perkakas urang Sunda untuk menyimpan aneka jenis makanan, dahulu kala masyarakat belum mengenal lemari makan seperti jaman ini sehingga para sepuh kapungkur (orang tua jaman dahulu) menyimpan makanan lauk pauk yang telah di masak dan kue – kue basah dalam tetenong ini, masyarakat Yogya lebih akrab dengan kata tenong bentuknya bulat mirip nampan dengan dasar yang tebal dan lingkaran sekelilingnya yang lebih tinggi dan kokoh berdiameter sekitar 40 – 55 cm.
Batin terasa terpuaskan. Alhamdulillah, terima kasih Mbak Sulis juga Pak Nawari dan semua putera puteri kerabat dan keluarga besar beliau telah direpotkan.
Setelah hampir tiga puluh lima tahun tidak saling berjumpa, dan Allah takdirkan akhirnya bertemu rasa “bungaah” (gembira tidak terkira) pun usai ketika akhirnya acara berlalu dan masing – masing kembali kehabitatnya.
Ada doa orang shaleh :
Allohumma iftah ‘alainaa futuuhal ‘arifiin wardzuqnaa lazzatan nadzara’ ila wajhikal kariim wassyauq ila liqo’ika.
( Yaa Allah . . . bukakan pintu – pintu kerarifan / ma’rifat anugerahkan pada kami rezeki untuk memandang wajah Engkau yang Mulia, dan limpahkan pada kami rasa rindu untuk berjumpa dengan Mu )
Setelah kita semua sedemikian bahagia dan kemudian saling jumpa lazimnya kemudian berpisah.
Akankah kita semua bahagia ketika liqo(berjumpa dengan_Nya) jawabannya ada pada diri kita semua . . .