Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasi Kenduri Primadona Hidangan Reuni di Yogyakarta

6 Februari 2017   21:44 Diperbarui: 6 Februari 2017   23:30 1807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kluban Urap dan Tempe Oreg (pict:dok.pribadi)

Oreg tempe,  seakan penting  di bawa kemanapun kita menuju bahkan dalam pertemuan kali ini pun dia hadir dengan santun diantara ayam ingkung, telor rebus, urap sayuran dan nasi bertoping srundeng tamping harmonis indah dan menggugah selera.

Tetenong (bhs. Sunda)   adalah salah satu perkakas urang Sunda untuk menyimpan aneka jenis makanan, dahulu kala masyarakat belum mengenal lemari makan seperti jaman ini sehingga para sepuh kapungkur (orang tua jaman dahulu)  menyimpan makanan lauk pauk yang telah di masak dan kue – kue basah dalam tetenong ini,  masyarakat Yogya lebih akrab dengan kata tenong  bentuknya bulat mirip nampan dengan dasar yang tebal dan lingkaran sekelilingnya yang lebih tinggi dan kokoh berdiameter sekitar  40 – 55 cm.

Nasi Kenduri Toping Srundeng (pict:dok.pribadi)
Nasi Kenduri Toping Srundeng (pict:dok.pribadi)
Jadi nasi kenduri yang dihidangkan bukan hanya nasinya saja yang pulen,  ayam ingkung yang gurih dan rekan – rekan lainnya yang nyaman di lidah  akan tetapi tampilannyapun terasa stylis eye catching sangat menyenangkan pandangan. 

Batin terasa terpuaskan. Alhamdulillah, terima kasih Mbak Sulis juga Pak Nawari dan semua putera puteri kerabat dan keluarga besar beliau telah direpotkan. 

Menikmati berjamaah (pict:dok.pribadi)
Menikmati berjamaah (pict:dok.pribadi)
Introspeksi Ketika Semua Telah Pergi

Setelah hampir tiga puluh lima tahun tidak saling berjumpa,  dan Allah takdirkan akhirnya bertemu rasa  “bungaah”  (gembira tidak terkira)  pun usai ketika akhirnya acara berlalu dan masing – masing kembali kehabitatnya.

Ada doa orang shaleh :

Allohumma iftah ‘alainaa futuuhal ‘arifiin wardzuqnaa lazzatan nadzara’  ila wajhikal kariim wassyauq ila liqo’ika.

( Yaa Allah . . . bukakan pintu – pintu kerarifan /  ma’rifat anugerahkan pada kami rezeki untuk memandang wajah Engkau yang Mulia,  dan limpahkan pada kami rasa rindu untuk berjumpa dengan Mu ) 

Setelah kita semua sedemikian bahagia dan kemudian saling jumpa lazimnya kemudian berpisah.

Akankah  kita semua bahagia ketika liqo(berjumpa dengan_Nya) jawabannya ada pada diri kita semua . . .   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun