Memiliki ketrampilan menjahit pakaian sendiri jelas akan memberi manfaat lebih karena tidak sekedar menjahit pakaian baju rok dan celana yang sering digunakan hari–hari, yang lebih utama lagi bisa menghemat upah dan aspek kecepatan membuat sprei, sarung bantal, gordyn bahkan kain kafan para Ibu rumahan akan sigap melakukan produksi jahitan untuk menolong tetangga keluarga dan khususnya segala sesuatu yang terkadang sifatnya mendesak, sekiranya kita mengandalkan tukang jahit tentu saja sabar antri adalah modal yang mesti kita siapkan.
Sekitar enam bulan berlalu, suatu siang menjelang ashar muncul rasa mengantuk yang hebat tidak dapat di toleransi karena tidak biasa tidur menjelang ashar dengan beberapa pertimbangan. Maka sedikit lesu tidurlah dan menuju kamar hari memang menjelang ashar, penulis terlelap sekitar 45 menitan, seketika di tengah tidur nyaman muncul wajah suami dengan menggunakan baju yang sudah lama tertimbun dalam ingatan blus lurik putih dengan garis membentang warna transparan antara biru muda, pink hijau dan serbuk–serbuk mengkilap tidak terlalu menonjol kain ini memang indah lengan panjang kerah chiang ie dan ada beskap di bagian depan cukup modis saat itu karena mengambil dan memakai pola dari majalah femina sekitar tahun 1985 – 1990 an.
Hadirnya hanya sekitar satu detik saja karena saat penulis menatap wajah suami langsung saya ajukan pertanyaan “Ayah kenapa kamu pergi dan tinggalkan saya sendirian di sini” ia hanya menatap sejenak saja . . . tanpa berkata–kata, saat itu penulis langsung terbangun dan spontan berteriak histeris meledak tangisan tanpa kendali “Ayah . . . Ayah . . . Ayah . . . ”
Seisi rumah menghampiri dan puteri ke delapan memeluk sambil iapun menangis di sela-sela tangisnya “Bund sudah . . . sudah Bund . . . Bund . . . sudah“
Setelah agak tenang segera menuju jamban dan mandi menyiram kepala berulang – ulang dengan air dingin Ciburial agar kehadiran suami dalam tidur yang terasa nyata sirna . . . pergi . . . jauh agar tak lagi muncul tangis demi tangis.
Pertanyaannya kenapa ia datang dengan baju yang saya jahit sendiri dan itu sekitar 30 tahun yang lalu di masa usia putera dan puteri kami masih balita.
Membangun Kebiasaan Menjahit di Komunitas Blogger
Pagi sekali Sabtu (14/1/2017) penulis telah bersiap – siap memenuhi undangan Mbak Astri Damayanti dan Mbak Selly Fauzy dari Kriya Indonesia, beberapa bulan sebelumnya secara intens dapat inbox dari Teh Rinrin Irma blogger Bandung.
Memang kelompok di bagi dua dimana kelompok pertama memasang pola sederhana, menggunting dan menjahit kalau menurut penulis jika menggunakan jarum manual jenis jahitan stik balik, sedangkan kelompok kedua mendoodle kain yang sama untuk dijahit auter assecories hiasan yang di pandu oleh Mbak Tanti Amelia.
Menyaksikan bloggerBandung dan bloggerSoreang yang rerata Ibu muda atau bahkan sangat muda sekali ada rasa prihatin dan membuat penulis galau, galau dengan suasana yang sesungguhnya hangat juga seru plus galau mengenang segala sesuatu terkait jahit menjahit ini.