Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yuk, Terbang Menuju Allah dengan 4 Sayap Ma’rifatullah

9 September 2016   00:56 Diperbarui: 9 September 2016   01:33 2912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga dimensi kehidupan manusia dimuka bumi secara umum saja  ialah dimensi jasad yang membutuhkan makan, minum dan nikah kemudian dimensi akal yang membutuhkan ilmu pengetahuan plus life skill dan dimensi ruh yang membutuhkan cahaya keimanan bimbingan / petunjuk (hudan).

Saat tiba ajal dimensi jasad berproses mengalami kehancuran kembali ke tanah dan menjadi tanah bersamaan dengan dimensi akal dan ketrampilannya,  yang kembali pada – Nya sempurna ciptaan Nya adalah dimensi RUH yang acapkali kita abai memberi suplemen dan nilai gizi yang ekstra sempurna sebagai  ‘insan kamil’.

Ruh dalam konsep mendalam dari yang mulia Murtadha Muthahhari bahwa : “ruh adalah sebuah realitas yang tidak bergantung pada tubuh dan bahwa ruh akan terus ada sekalipun tubuh sudah hancur dan sirna”.

Dengan uraian ringkas ini jelas sekali bahwa ruh abadi dan kembali ke pemilik Nya sesuai asupan yang jasad semaikan saat dialam dunia.

Wallahu a’lam.

Banyak jalan dan cara menyegarkan ruhani akan tetapi sumber utamanya adalah Al Qur’an, dari kitab inilah kita akan mendapat pencerahan baik secara umum dan demikian secara teknis dan mendetail,  sesungguhnya cukup mudah ketika kita memiliki ketaatan yang prima yang sulit ketika nafsu membangkang dengan sempurna keingkaran.

Sering di dengung – dengungkan baik lewat ceramah bahkan berbagai penjelasan tertulis tentang siapa yang mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya Allah Subhanahu Wata’ala,  sehingga muncul dari kalangan kaum shaleh yang mendalami penjelajahan menuju – Nya istilah Ma’rifatullah.

Ma’rifatullah . . .

Ringkasnya makna ma’rifatullah adalah ‘mengenal Allah’ sehingga dari proses pengelanaan merasakan bahwa Allah hadir disekeliling kita bahkan lebih dekat dari urat leher.

Tentu saja ada tahapan – tahapan mengenal Allah (wah ini kapan ya dibahas ?) namun kita mencoba menelusuri saat ruh kembali pada Nya secara naif saja  Bunda kasih ilustrasi logis.

Sebagai seorang anak jika sudah merasa kangen (rindu = syauq)  ingin sekali berjumpa dengan kedua orang tuanya yang tinggal berbilang jauh dan sangat jauh sekali,  menyimpan cinta dan rindu sudah usai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun