Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Facebooker Femes dengan Tuhan dalam Secangkir Kopi

18 Juni 2016   06:00 Diperbarui: 22 Desember 2016   20:44 11024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“ . . . inilah tantangan terbesar laki – laki. Dia harus selesai dengan dirinya sendiri dulu, karena perempuan dihadirkan kepadanya adalah sebagai amanah, bukan sebagai barang yang tak berguna . . .” (p.23).

Manggut – manggut tidak cukup mensikapi tulisan dihalaman 23 hehehe . . . rupanya masih di bahas lagi dengan judul

Poligami Bagian Terakhir (p.56) dikira tulisan ini hanya sisipan rupanya paling menyita halaman dibandingkan dengan tulisan lainnya etapi bijak jugalah jika ini kita renungkan :

“ . . . ketika kejiwaan sang istri belum, atau tidak mampu, mencapai ritual dengan tingkat keikhlasan yang tinggi, tentu tidak adil jika si suami memaksakan kehendaknya, karena itu hanya akan membawa dampak buruk. Sesuatu yang dipaksakan akibatnya buruk”.

Jika penulis di kategorikan sebagai penganut faham poligami, baiklah sepakat dengan apa – apa yang telah dikutip diatas cuma resiko akan di terima sebagai keberfihakan.

Lalu berdiri di tengah – tengah ? tidak juga . . . kita coba lihat saja kedepan seperti apa reaksi pasar.

Facebooker femes selevel DS, jika penulis tidak keliru persepsi bahwa dengan memposisikan catatan poligami pada beberapa halaman di banding kajian lainnya seakan mengatakan pada kita semua poligami bukan semata syahwat itu perintah Tuhan lho, dan itu termasuk fenomena yang bisa dilakukan siapapun dengan persyaratan yang ketat.

Aneh ya . . . jatuhnya ke poligami.

Cuaca di kota Bandung sejak malam hujan tiada henti, tentu saja cahaya agak gelap tidak seperti biasanya, mungkin cuaca mempengaruhi mata penulis sehingga warna coklat pada cetakan huruf pada buku ini agak seperti bayang – bayang jika warna hurufnya hitam rasanya akan lebih tajam dan terang plus tegas, oogh . . . mungkin juga karena usia telah diatas kepala lima.

Dari sejumlah 199 halaman terasa banyak sekali space kosong setiap halamannya ada yang setengahnya, sepertiga dan duapertiganya yang menurut rasa efektifitas koq mubazir ya padahal DS bisa memadatkannya lagi dengan uraian yang lebih mencerahkan, tak tahulah jika hal ini terkait pertimbangan artistik.

Namun demikian buku ini penting dan ringan kaya kajian yang sampai tingkat hakikat namun tidak jlimet bisa di baca sambil ngobrol dengan rekan di alam maya cekikikan dengan simbol wk . . .wk . . .wk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun