Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

A Place Of Hope dengan Visi Merawat Bumi

14 Juni 2016   10:13 Diperbarui: 14 Juni 2016   10:26 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak masuk gerbang Eco Camp yang muncul dalam pandangan dan rasa adalah kedamaian di tebar oleh alam segar terpelihara tepatnya dilokasi jalan Pakar Barat no 3 Bandung.

Aura segar merebak karena aneka jenis tumbuhan dengan penataan yang harmonis dan di beberapa wilayah terpasang cv ringkas jenis tumbuhan menggunakan seng berwarna hijau dan font menggunakan cat berwarna putih, meskipun undangan khususnya para orang tua siswa anak alam belum pada hadir penulis bisa berkeliling mengamati display lokasi hutan yang direkayasa sedemikian fungsional.

Sitting Meditation

Hari Ahad (minggu) 5 Juni 2016 kami para orang tua siswa yang di sebut anak alam dan anak bumi menghadiri acara penutupan pelatihan kesadaran ekologis yang telah dilaksanakan secara periodik yaitu pada 13 – 15 Mei,

20 – 22 Mei, 27 – 29 Mei dan 3 – 5 Juni 2016 M

  • Belajar Penghargaan
  • Tanggung Jawab
  • Semangat Berbagi
  • Kesadaran Ekologis
  • Kesadaran Kebangsaan

Tentu saja penulis sangat antusias menghadiri acara ini karena salah seorang putera kami bernama As Sajjad menjadi salah seorang peserta program keren ini dan dari waktu kewaktu terdeteksi beberapa perubahan berfikir yang membanggakan kami sekeluarga, misalnya tentang perhematan air, listrik, pengolah sampah dan pemanfaatan tumbuh – tumbuhan alam untuk menanggulangi berbagai penyakit.

suasana ramah
suasana ramah
Ketika semua hadirin dirasa panitia telah lengkap maka pemandu acara, mengajak hadirin melakukan ‘hening’ yang sempat disebut juga sebagai sitting meditation tujuan yang disampaikan agar semua menyadari apapun anugerah dan karunia dari Nya setiap waktu.

Sebagaimana panduan dan arahan dari pembawa acara hal yang kami lakukan adalah :

  • Rileks melemaskan seluruh anggota tubuh tidak perlu tegang santai . . . . fikiran jangan tegang.
  • Mata fokus pada satu titik, ( saat itu penulis mengambil titik batang pohon yang berjarak sekitar sepuluh hingga limabelas meter dari tempat duduk , entah ya hadirin yang lainnya mungkin fokus pada dedaunan, bunga atau batu bahkan air . . .)
  • Fikirandi buka menuju cakrawala luas, lepaskan beban rutinitas
  • Telinga dibuka lebar, agar bisa mendengar dan menangkap lebih jelas misalnya desiran angin, gemericik air gesekan dedaunan dan apapun yang bisa kita simak.
  • Senyum ‘Ibu tersenyum’ pemandu dengan ramah menegur beberapa wali siswa anak bumi dan anak alam yang belum siap tersenyum ( pada umumnya memang masih kebingungan di ajak hening dan salah satu yang harus di lakukan tersenyum tanpa objek !)
  • Ujung lidah naikkan ke langit – langit dan tahan . . . , mencoba melakukannya berulang – ulang ( kalau tidak melakukan pemandunya pastikan tidak mengetahuinya . . . bagaimanapun tidak ada sensor ! )
  • Kedua tangan di kepal letak di atas lutut ( hayo mengepal )
  • Bersila ; pagi menuju siang anak bumi dan anak alam memang mereka semua berjumlah sekitar enam puluh orang lebih bersila dengan hidmat, sementara kami para orang tua dan wali duduk pada undakan – undakan permanen yang juga sempat terdengar sebagai amphiteater.
  • Tarik nafas dengan teratur kemudian lepaskan . . . dan diolah sedemikian rupa dengan beberapa hitungan saat memulai hening rasanya sich agak sedikit dramatik juga diawali dengan bunyi mirip lonceng gereja akan tetapi pemukulan yang dilakukan oleh salah seorang pengasuh adalah sejenis benda yang mirip mangkok.

Acara pelantikan anak bumi angkatan kedua dikemas dengan konsep agar para siswa sadar merawat bumi demikianpun orang tua, guru dan sponsor yang hadir diingatkan untuk komit terhadapat penjagaan yang harus dilalukan oleh semua fihak.

tumbuhan terawat rapih
tumbuhan terawat rapih

Yayasan Sahabat Lingkungan

Penulis mengenal ecocamp satu tahun yang lampau saat diajak salah seorang adik untuk menghadiri buka bersama, sebagaimana hari ahad kemaren demikian pun pada setahun yang lalu semua hadirin berusaha mengikuti aturan yang telah di warwar sebelum adzan berbunyi, pemandu mengarahkan dengan kalimat yang masih segar dalam ingatan :

“Ibu, Bapak hadirin semua silahkan berbuka hidangan ta’jil telah kami siapkan makanlah secukupnya jangan bersisa sebagai bentuk pertanggung jawaban kita semua silahkan masing – masing mencuci piring sampah dipilahkan, dan kita melaksanakan salat berjamaah tempat wudhu juga mushalla ada disamping kiri kami”.

  • Makan secukupnya, jangan bersisa apalagi berlimpah ( fenomena kehidupan kita saat ini tragis juga jika menyaksikan pesta – pesta yang sepanjang tahun kita hadiri, makanan sisa berember – ember. Memang kesadaran masyarakat Indonesia perlu dibangun kembali )
  • Cuci piring masing – masing ( demi menghemat air wastafelpun oleh saudara – saudara di eco camp telah disetting, agar mencuci piring tidak diair mengalir demi penghematan ! )
  • Sampah dipilah – pilah dan telah disiapkan beberapa wadah untuk sampah makanan, kertas dan plastik dan yang melakukannya adalah kami dan kita semua yang hadir bukan petugas khusus.

a-eco-camp-575f74cd21afbd260509ffa6.jpg
a-eco-camp-575f74cd21afbd260509ffa6.jpg
Tentu saja bagi yang belum care dengan eco camp bingung dan terasa ganjil, kami sebagai tamu semua di tuntut dengan kesadaran untuk mencuci piring masing – masing, sesungguhnya ini menjungkir balikkan budaya bertamu akan tetapi ini sejenis pelatihan yang amaging !!

Kali ini satu hari menjelang ramadhan 5 Juni dikenal dengan hari bumi internasional kami memperingatinya dengan merefresh kesadaran pentingnya bertanggung jawab khususnya aspek makanan yang kita makan jangan berlebihan dan bersisa.

Lalu ngapain yayasan sahabat lingkungan ini ada, tidak neko – neko dengan keribetan hidup di dunia yang sedemikian hingar bingar ini, mereka memiliki visi yang jelas . . .

Visi :

Manusia berkualitas adalah manusia yang memiliki kesadaran dalam seluruh perilakunya.

Merawat Bumi diawali dengan kesediaan.

Bergulirlah pelatihan demi pelatihan dari berbagai level usia juga profesi, tentunya kesadaran dan kesediaan harus disemai dan di tumbuhkan plus dirawat, jika kita tidak mendukungnya masa iya siich . . . kebangetan.

img-20160606-011230-1-575f74f5307a6144048b4569.jpg
img-20160606-011230-1-575f74f5307a6144048b4569.jpg
img-20160606-015254-1-575f752ad29273f704990850.jpg
img-20160606-015254-1-575f752ad29273f704990850.jpg
Penulis yakin dengan komitmen eco camp dan memperlakukan para tamu dengan demikian merupakan tantangan tersendiri, akan tetapi inilah pernak – pernik perjuangan membangunkan kesadaran bangsa ini dan khususnya masyarakat yang dikenal dengan kota Varisj Van Java.

Dan penulis katakan mari kita selalu siap merawat bumi ini untuk diwariskan pada generasi mendatang, indah jika mewariskan yang utuh bukan yang hancur dan tidak berguna.

Bertanggung Jawab Terhadap Alam

Pagelaran anak bumi yang ditampilkan sederhana bersahaja dengan durasi sekitar 40 menitan intinya yang dikatakan pada khalayak oleh anak bumi tetap merawat alam ini dengan bertanggung jawab, secara mudah konsep yang disampaikan jaga :

  • Udara ( dengan memasang kembang api itu bagian dari pengrusakan udara, apalagi asap rokok, membersihkannya mahal . . . )
  • Bumi ( membuang sampah akibat yang sudah terasa di beberapa wilayah adalah banjir ; ketika mengungsi penderitaan demi penderitaan akan muncul pada semua orang khususnya anak – anak yang tidak berdosa )
  • Air( beri jalan bagi air bangunan permukaan tanah berlaku dengan bijak jangan semua diplester, gunakan air sehemat mungkin )
  • Laut ( menangkap ikan jangan dengan cara di bom . . . koq ikan di bom kasian )
  • Sampah – dipilah pilah organik dan non organik

hijau dan hijau
hijau dan hijau
Kalimat akhir penutupan acara tiga hal yang juga trcantum dalam janji juga sertifikat anak bumi dan anak alam dipersiapkan menjadi pelopor dengan kalimat :
  • Menjadi bola lampu yang terus berpijar di tengah gelap dunia
  • Selalu berjuang melawan tiga musuh utama : malas, tidak peduli dan mengeluh
  • Selalu membawa semangat berbagi, penghargaan dan tanggung jawab dimanapun berada

Fikiran penulis merayap pada salah satu film yang tengah diperbincangkan Aisyah Biarkan Aku Mencintaimu hal yang terkait pluralisme yang senyatanya mulai tumbuh dalam masyarakat Indonesia yang senyatanya adalah beragam kemudian ada miniatur indahnya bersatu meskipun bermacam aqidah contoh nyata yang di tulis beberap kompasianers tentang “Buyat Keragaman Agama dan Budaya” dan mereka bisa bersatu padu tersaksikan oleh sebagian kecil masyarakat yang telah berkesempatan kesana.

Pelantikan Anak Bumi 2016
Pelantikan Anak Bumi 2016
Kemudian penulis merenungkan gerakan yang dilakukan eco camp merawat bumi bersama – sama dengan mengesampingkan perbedaan demi perbedaan yang jika di pertajam dan diperuncing akan merugikan semua fihak, Dago Barat menggeliat menuju keragaman budaya dan agama, yayasan ini dengan sangat santun menyiapkan semua fasilitas ibadah bagi muslim yang mayoritas ada mushalla yang representatif, tempat wudhu yang cantik dan pendopo yang ramah untuk seluruh pengunjungnya. Bahkan semua acara di selenggarakan oleh Kakak yang berjilbab dan dibuka serta ditutup dengan do’a secara Islam.

Penerapan prinsip Kesederhanaan, melawan malas dan peduli pada alam adalah oleh – oleh yang penting bagi semua anak bumi perlu di perhatikan juga dipandu oleh para orang tua dan wali selepas anak bumi dari pelatihan.

Kiprah eco camp mungkin kecil dalam ukuran Nasional namun mereka telah melangkah nyata sesuai dengan dengan kemampuan situasi dan kondisi, dan peringatan itu telah mereka lakukan sepanjang tahun bukan hanya 5 Juni, bagi eco camp 5 juni sebagai tonggak mensosialisasikan kiprah mereka yang perlu didukung semua fihak sebagai mana yang di tulis Ahmad Sugiyono   bahwa :

Peringatan hari lingkungan hidup sedunia (World Environment Day) yang rutin diselenggarakan tiap tanggal 5 Juni merupakan program untuk meningkatkan kesdaran global akan pentingnya tindakan lingkungan yang positif bagi seluruh manusia di dunia.

Eco camp telah melangkah pasti dan penulis sebagai salah seorang wali anak bumi semoga di beri kekuatan untuk melanjutkan pemahaman dan kesadaran merawat bumi secara berkesinambungan, terima kasih eco camp.

Salam Rahmatan Lil 'Alamin

Ciburial,  9 Ramadhan 1437 H  / 14 Juni 2016 M

flyers eco camp : Pelatihan Anak Bumi
flyers eco camp : Pelatihan Anak Bumi
Yayasan Sahabat Lingkungan Hidup

http://www.ecolearningcamp.org/

Eco Camp Learning Foundation

Jl. Dago Pakar Barat no. 3 Bandung

022 251 7644 / 022 251 7647

Email : admin@ecolearningcamp.org

Twitter : @ecolearningCamp -

https://twitter.com/EcoLearningCamp

Facebook : EcoLeaningCamp

Picture : dok.pribadi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun