Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waspadalah Menjelang Kematian

31 Maret 2016   22:26 Diperbarui: 11 Juli 2017   10:34 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-         kemusnahan ;

-         non eksistensi  ataukah

-         suatu perubahan

-         perkembangan dan peralihan dari suatu dunia kedunia lain ?

Jika itu kehancuran dan kemusnahan secara fisik maka yang muncul memang kengerian yang tidak akan berkesudahan dan semua orang takut akan kematian,  jangankan memikirkan rencana menjemput kematian dalam delapan hari mempersiapkan seumur hidupun  belum tentu sukses . . . .  

(semoga Allah menganugerahkan chusnul khotimah kepada kita semua. Amiin)

Maka jika tidak berdekatan munajat dan taqarrub pada Nya dengan ketentuan yang telah di turunkan pada Nabi - Nya yang Agung (Al Qur’an)  maka semuanya tutup fikiran kita dari hal kematian itu titik,  tidak akan ada pembahasan lagi.

Non eksistensi . . . 

Secara akal sehat bisa jadi kematian adalah non eksistensi di dunia nyata . . . karena sudah tidak bernyawa kemudian dikubur dan ditinggalkan se usai pemakaman.  Otomatis saja almarhum atau almarhumah tiada kisahnya lagi selesai tuntas urusan dunianya dan teramat penting  anak cucu mendoakan untuk keselamatan di alam kubur mereka yang telah lebih dulu dipanggil menghadap Ilahy Robbi.

Jika eksistensi membutuhkan materi maka seseorang yang telah di wafatkan oleh Nya memang keberadaan diri telah berakhir dan kita tidak akan pernah menyaksikannya lagi secara jasadi,  akan tetapi jika eksistensi terkait dengan pemaparan kiprah seseorang  semasa hidupnya,  Bunda coba mengambil salah satu contoh pendahulu bangsa ini  tokoh hebat  selevel Cut Nya’Dien yang bejuang pada masa 1873 – 1904 .

Bagaimanapun ketiadaannya . . . ia dikagumi oleh dunia internasional dengan julukan yang disematkan pada Srikandi Aceh  Cut Nya Dien adalah   “The Queen Of Aceh Battle”  beliau eksis sepanjang tahun jadi bahan pembicaraan di media sosial, buku, majalah dan kajian sejarah bahkan Cut Nya dihidupkan kembali dengan cara membuat film kolosal dengan bintang Christine Hakim artinya bahwa ia memang ada meski telah tiada.

Roh kembali kepada Nya

Murthada Muthahari mengungkapkan salah satu pointnya tentang kematian adalah :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun